Google Glass Bantu Kinerja Dokter
HARGA Google Glass
yang bakal dijual di pasar Amerika Serikat pada 15 April nanti tergolong
tinggi. Ya, tergolong tinggi untuk sebuah gadget anyar yang belum
pernah ada sebelumnya. Google sendiri mengakui bahwa kacamata canggih
ini masih dalam pengembangan.
Kacamata pintar ini rencananya bakal
dijual ke pasaran dengan harga USD 1.500 atau setara dengan Rp 16 juta.
Nah, banyak pihak menyebut bahwa harga mahal ini akan membuat
orang-orang yang ingin memilikinya mengurungkan niat membeli.
"Produk ini masih dalam pengembangan
dan yang dibeli orang adalah pengembangan itu," kata pakar Gadget dari
Stuff.tv Steven Graves seperti dikutip BBC.
Karena masih dalam pengembangan, Steve
pun yakin harga Google Glass yang mahal itu tak akan bertahan lama.
Menurutnya, Google sengaja ingin melepas kacamata itu hanya ke sedikit
orang saja.
Selain harus merogoh kocek lebih dalam,
Google juga memberikan syarat kepada pembelinya. Syaratnya, pembeli
harus berumur lebih dari 18 tahun dan diwajibkan untuk mengisi beberapa
formulir.
Pada 2013 lalu, sebenarnya Google sudah
menjual Google Glass ke 8 ribu orang. Penjualan itu ke sedikit orang
itu merupakan bagian dari pengembangan produk.
Adapun manfaatnya antara lain;
Google Glass yang akan
dipasarkan secara umum di Amerika Serikat, Selasa (15/4) diakui memiliki
banyak kelebihan. Salah satunya adalah membantu kerja dokter dalam
menangani pasien.
Pengakuan ini dilontarkan Dr. Steven
Horng yang bekerja di Beth Israel Deaconess Medical Center Boston.
Kepada Huffington Post, Horng mengatakan kaca mata pintar itu telah
membantu kerjanya dalam menganalisis rekam medis pasiennya.
Horng menceritakan Desember 2013 ia
menangani seorang pasien yang mengalami pendarahan otak yang parah.
Dalam situasi darurat seperti itu, ia tidak mungkin memiliki banyak
waktu mencari rekam medis pasien untuk mengambil tindakan yang cepat.
Alasannya, telat melakukan tindakan maka pasien bisa kehilangan nyawa.
"Prioritas utama dalam jenis kasus ini adalah menekan terjadinya pendarahan," kata Horng.
Nah, dengan Google Glass ini, Hong bisa
mendapatkan informasi dengan cepat soal penangangan pendarahan otak
termasuk rekam medis pasien dan obat yang tepat.
Penggunaan Google Glass Beth Israel
Deaconess Medical Center Boston ini merupakan bagian dari program
percontohan di rumah sakit. Praktisi berpartisipasi di pusat kesehatan
dengan menggunakan Google Glass untuk membantu kerja medis untuk
mempermudah mengakses catatan penyakit pasien dan melakukan komunikasi
dengan cepat.
