Memperlakukan Ibu

Belajar memuliakan nan memperlakukan ibu sesuai panduan akhlak Nabi Muhammad Saw
.
Cara Nabi Memperlakukan ibunya (Sayyidah Aminah)

Setelah Rasulullah disusukan di Bani Said, beliau dikembalikan kepada Aminah saat berusia lima tahun. Beliau tinggal bersama ibunya hingga dia meniggal dunia ketika beliau masih berusia enam tahun. Yaitu ketika beliau sedang diajak ibunya mengunjungi pamannya di Bani Addi bin Najar yang berada di Madinah.

Saat-saat bersama ibunya ketika mengunjungi Bani Hajar itu masih segar dalam ingat Rasulullah. Hingga Ibn Said mengatakan, “Ketika Rasulullah melakukan Umrah Hudaibiyah, tepatnya ketika berada di Al-Abwa, beliau berkata : “Sesungguhnya Allah telah mengijinkan Muhammad untuk mengunjungi makam ibunya”.

Rasulullah mengunjungi makam ibunya, memperbaiki kuburannya, dan kemudian menangis di dekatnya hingga kaum Muslimin ikut menangis. Ketika kaum Muslimin berkata tentang hal itu, beliau berkata : “Sungguh aku masih mengingat kasih sayangnya hingga membuatku menangis.(1)

Tiap Rasulullah mengingat ibunya, beliau selalu memintakan ampunan kepada Allah agar ibunya diterima dan diberi kasih sayangolehNya. Rasulullah juga memintakan kepada kaum Muslimin untuk memperlakukan kedua orang tua mereka, terutama ibu, dengan sebaik-baiknya. Rasulullah selalu menekankan hal itu.
Ini tampak dari riwayat Abu Hurairah, Ketika datang seorang laku-laki menghampiri Rasulullah dan kemudian bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan sebaik-baiknya?’
Rasulullah menjawab, “Ibumu!”
Laki-laki itu berkata lagi, “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab, “Ibumu!”
Laki-laki itu berkata lagi, “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab, “Ibumu!”
Laki-laki itu berkata lagi, “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab, “Ayahmu!”. HR. Bukhari dan Muslim.(2)

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, ketika seorang laki-laki menghampiri Rasulullah untuk meminta izin berjihad, maka Rasulullah berkata : “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”
Laki-laki itu menjawab, “Iya!”
Rasulullah lantas berkata, “Minta izinlah terlebih dahulu kepada keduanya, dan kemudian berjihadlah!”.(3)

Dr. Syamiyah Manisi, Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Wanita, (Kediri : CV. Azhar Risalah, 2010), hal. 2-3
-1- Ibn Said, Thabaqat, jilid 1, h. 98-99. Ibn Hisyam, Sirah, Jilid 1, h. 175
-2- Telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Adab, Bab Seseorang yang paling Berhak Diperlakukan dengan Sebaik-baiknya.
-3- Telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Jihad, Bab Jihad Atas Izin Kedua Orang Tua

Google +