Non moslem yang dibangunkan 2 gedung emas didalam surga.

Non moslem yang dibangunkan 2 gedung emas didalam surga.
Non moslem yang dibangunkan 2 gedung emas didalam surga.
Kisah yang berhubungan dengan keutamaan bulan syuro. Memang dalam islam itu ada bulan-bulan yang dihormati/dimulyakan oleh Allah Swt. Ada bulan yang harus dihormati manusia yang merupakan perintah dari Allah untuk menghormatinya. Diantaranya adlah bulan as-syuro atau dikenal dengan bulan muharram. Bertepatan dengan tahun baru islam, bulan muharram tanggal 10.

Ada seorang fakir miskin yang mendatangi seorang pegawai negri{sebutan masa sekarang} pada bulan as-syuro. Maka terjadilah bincang-bincang antara faqir miskin dan pegawai negri tersebut.

Orang fakir:semoga Allah memulyakan anda. Sesungguhnya aku adalah orang laki-laki yang faqir, dan mempunyai tanggungan menghidupi kebutuhan keluarga. Aku mendatangi anda untuk meminta belas kasihan dari anda. Dengan barokahnya bulan muharrom/syuro saat ini, tanggal 10, aku meminta belas kasihan dari anda 10 sepotong roti. Mumpung ini bulan muharram, tanggal 10 as-syuro. Dan aku meminta uang ssebesar 2 dirham yang nanti akan aku gunakan untuk membeli Sembilan bahan pokok. Untuk member i makan anak-anaku dibulan as-syuro ini. Maka anda akan mendapatlkan balasan yang sesuai dari Allah.

Memang dasar nasibnya orang meminta itu ndak enak. Selalu hina nasibnya, adapun orang yang member itu biasanya merasa dirinya itu luhur/lebih tinggi derajatnya. Sesuai keterangan dalam hadis:”al-yadul ulya, khoirumm minal yadhis-sufla.”

Maka orang pegawai negri:menjawab jangan sekarang, kalau sekarang aku tidak punya. Padahal sesungguhnya dia punya. Datanglah lagi nanti sesudah dhuhur, nanti pasti akan aku beri.

Akhirnya orang faqir menunggu selama sekian jam hingga mencapai waktu dhuhur. Sesudah tiba waktu dhuhur, kembalilah si faqir kerumah pegawai negri tadi. Sesampai dirumah pegawai negri, maka orang pegawai negri itu mengatakan:
Pegawai negri: maafkanlah aku hai orang miskin, apa yang akan aku berikan kepada anda, yang saya janjikan tadi, ternyata hingga sekarang belum juga datang. Padahal sesungguhnya pegawai negri itu mempunyai harta dan makanan yang berlebihan. Kalau begitu nanti saja waktu ashar kamu datang lagi kemari. Aku akan memberikan kepadamu.

Maka pulang si faqir tanpa membawa apa-apa dari rumah pegawai negri. Si faqir menunggu lagi sampai datang waktu ashar. Saat itu hatinya sudah tidak sabar untuk segera memberikan makanan kepada anak-anaknya. Sesudah waktu asar tiba, berangkatlah si faqir kerumah pegawai negri, tapi hasilnya sama seperti sebelumnya. Ia selalu memberikan janji-janji yang tidak pernah ditepati oleh si pegawai negri. Dengan mudahnya si pegawai negri berkata:

Pegawai negri:maafkanlah aku, aku tidak punya apa-apa, seumpama aku memiliki kelebihan, pasti aku akan memberikannya kepadamu.

Si faqir miskin sangat kecewa mendengar ucapan si pegawai negri. Padahal dia sudah berjanji akan member ikan 10 dirham dan 10 sepotong roti. Dalam hati si faqir {Kau sungguh keterlauan, sudah mengulur-ulur waktuku, anak-anakku sudah sangat kelaparan. Jika memang tidak ingin member, kenapa tidak minta maaf saja, malah memberikan janji-janji tapi tidak kamu tepati.}

Akhirnya si faqir kembali pulang dalam keadaan pecah hatinya, sumpex, seperti hancur hatinya. Tak terasa menetes air matanya. Dengan berjalan lunglai menuju rumahnya. Hatinya merasakan kekecewaan teramat dalam kepada si pegawai negri atas janji-janji yang tak terbukti. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan orang nasrani{diluar agama islam}

Orang nasrani:kenapa anda menangis pak, kelihatan sangat susah wajah bapak, sambil berjalan kok menangis. Jika tidak sangat kesusahan tidak mungkin bapak akan menangis ditengah jalan.

Orang faqir:jangan bertanya kepadaku, aku sudah sangat susah sekali. Aku tidak apa-apa{meski dalam hatinya ia malu}. Jika aku mengatakan kepada dia, sedangkan dia bukan dari golonganku.

Orang yang segolongan denganku saja berkhianat, membohonggiku dengan janj-janji palsu, apalagi dia orang yang non muslim.

Orang nasroni:demi Allah, tolong katakanlah kepadaku, apa yang menjadikanmu kesusahan hingga seperti ini.

Orang faqir:kaget seketika, saat telinganya mendengar lafad Allah keluar dari mulutnya. Allah itu tuhanku, kok anda mengucapkan “billahi”.

Orang nasroni:memang aku mengatakan itu, karena aku sangat ingin tahu, apa yang sedang menimpamu hingga sangat susah seperti ini.

Orang faqir:baiklah, aku akan menceritakan kepadamu”aku meminta kepada pegawai negri sepotong roti dan sepuluh dirham, aku katakan bahwa hari ini adalah adalah hari-hari yang mulya, hari yang jika digunakan untuk shedeqah ganjaran/balasanya sangat besar. Tapi dia tetap tidak mau member, hanya menebar janji-janji belaka.

Orang nasroni:sebentar…sebentar. Anda mengatakan hal itu{hari-hari yang mulia, barokahnya banyak}, hari apakah ini.

Orang faqir:ini adalah hari as-syuro’’barang siapa yang bershedekah hari itu, pahalanya seperti shodaqoh setahun, dilipatkan 1000x pahalanya.

Orang nasroni:dengar mendengar dan menyebut fadhilah/keutamaan bulan syuro seperti itu, akhirnya hatinya terketuk, timbul sedikit rasa keinginan untuk merasakan bagaimana fadhilahnya bulan as-syuro yang dimuliakan oleh Allah. Saya yaqin orang ini benar, tidak mungkin dia berbohong dan mengada-ada.

Dengan kemantapan hati orang nasroni masuk kedalam rumah dan mengambil 20 uang dirham, satu karung gandum, serta melebihi apa yang diminta oleh si faqir. Ambillah semua itu untuk anda dan keluarga anda dirumah. Bahkan setiap bulan, saya persilahkan anda datang kemari.

Saat sampai dirumah. Si faqir dan seluruh keluarganya sangat bahagia. Ditengah-tengah suasana hati yang penuh kebahagiaan, tiba-tiba anak-anak dari si faqir berdo’a dengan suara yang lantang”Ya Allah..siapa orang yang memberi semua ini gusti, karena orang itu sudah membahagiakan kami, tolong Ya Allah..engkau bahagiakan orang itu sekarang Ya Allah, tidak hari esok atau lusa, tapi sekarang juga bahagiakan dia Ya Allah”

Maka sampailah waktu malam hari. Orang pegawai negri yang islam tadi bermimpi, dia mendengar ada suara tanpa rupa yang berbunyi”hai orang pegawai negri, lihatlah keatas. Maka dia melihat keatas tampaklah dua gedung yang sangat indah nan megah, batu batanya terbuat dari emas dan dari perak.

Orang pegawai negri: Ya Allah..gedung itu sangat indah dan megah. Punya siapakah gedung itu ya robbi.

Dijawablah pertanyaan pegawai negri:sesungguhnya bangunan yang mentereng indah nan megah asalnya itu milikmu, andaikata kamu memenuhi permintaan si faqir. Tapi saat kamu menolak si faqir/tidak memberinya apa-apa, saat pulang dari rumahmu, orang faqir itu diberi roti, uang dan bahan makanan lainnya yang berlipat-lipat oleh orang nasroni.

Akhirnya bangunan itu bukan milikmu, tapi miliknya orang nasroni. Dalam hatinya orang pegawai negri”kok enak orang nasroni, bisa masuk surge, padahal lain agama, kok bisa masuk ke surga”, apa sebabnya?

Sebabnya ya itu tadi, saat orang faqir meminta kepadamu, tak kau beri apa-apa. Saat pulang dari rumahmu, ditengah jalan justru orang nasroni yang memberi kepada si faqir.

Akhirnya dalam mimpi ia menangis dan tersadarkan ia dari tidurnya. Langsung keluar dari rumah untuk mencari rumah orang nasroni yang telah memberikan shedeqah kepadasi faqir.

Pegawai negri:hai orang nasroni, apa perbuatan baik yang kamu lakukan hari kemarin?

Orang nasroni:memang kenapa, kok pakai Tanya gitu segala?

Pegawai negri:bukan begitu, aku tadi malam bermimpi berada dalam surge. Didalam surga ada 2 gedung yang mentereng, bergemerlap nan sangat indah. Asalnya itu milikku, tapi akhirnya diberikan kepadamu, karena kamu telah memberikan shedeqah kepada si faqir. Aslinya faqir itu meminta kepadaku, tapi tak kuberi.

Sekarang bagaimana jika aku berunding denganmu, aku akan menganti semua barang yang telah kamu berikan kepada si faqir, bahkan aku akan melipat gandakannya. Tapi pahalanya untukku.

Orang nasroni:lho….jangan coba anda lipatkan. Anda beli dengan seluruh isi dunia-pun aku tak mau, tidak akan aku berikan. Hai pegawai negri saksikanlah, mulai detik ini aku mengucapkan”Ashadu Allaa ila haillallah, wa ashadu anna mukhammadan abduhu wa rasuluh”

Akhirnya orang nasroni masuk islam, taubat dengan sunguh-sunguh kemudian mati.

Google +