Wanita Beserta Keindahannya
Wanita berasal dari bahasa Sansekerta Bonita yang artinya mulia,
cantik , dan berkepribadian. Dalam bahasa Indonesia, huruf B berubah
menjad huruf W karena keduanya sama-sama huruf bibir. Perubahan tersebut
tidak merubah arti dari kata tersebut. Salah satu kota yang memiliki
nama ini yaitu ibu kota Bon di Jerman, yang berarti kota cantik.
Betina sendiri sebenarnya tidak jauh dani Banita hanya perpindahan
huruf T dan N yang keduanya sama-samahuruf lidah. Betina memiliki arti
makhluk yang bebas nilai. Kata ini hanya cocok untuk digunakan pada
binatang.
Dengan demikian antara wanita dan berina ada persamaan dan perbedaan
mencolok. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berjenis kelamin
feminin atau sebaliknya dari maskulin. Perbedaannya adalah kalau wanita
memiliki nilai moral kuat (mulia, berkepribadian) sedangkan betika tidak
memiliki nilai.
Wanita dalam melakukan sesuatu selalu mengedepankan pertimbangan
moral, baik moral masyarakat secara umum atau moralitas (akhlak), atau
undang-undang agama. Hal ini termasuk dalam melakukan aktivitas seksual,
bukan hanya atas dasar pertimbangan suka sama suka, tapi terlebih
dahulu dilandasi moral agama. Ia selalu melihat sisi halal dan
haramnya.jika ternyata haram, maka sekalipun suka tidak berani
melakukan. Kepribadiannya telah terbentuk sedemikian rupa. Ia akan
pertahankan selaput dara hingga pernikahan mensahkannya untuk diberikan
pada laki-laki.
Adapun betina tentu jauh berbeda, ia menilai sesuatu atas dasar suka
sama suka. Dalam melakukan aktivitas seksualm yang ada dalam pikiran
betina adalah, “Dia laki-lakin jantan dan aku adalah betina, maka jika
suka lakukanlah hubungan badan sesukanya. Dia tidak akan melihat apakah
ia itu anaknya, ibunya, tetangganya, temannya, dll. Ia juag tidak akan
memperimbangkan apakah hubungan badannya sudah melalui jalur pernikahan
atau tidak. Ia juga tidak kenal hukum halam haram. Bisa kita lihat
bagaimna seekor ayam dalam melakukan aktivitas seksual, ia bebas tanpa
pandang bulu.
Jika ada seseorang yang mengaku wanita tapi kelakuan seperti betina,
maka dia sebenarnya (tidak) layak disebut wanita tetapi lebih cocok
disebut betina. Dalam kenyataannya, kini justru kita melihat banyak
sekali wanita yang berperilaku betina. Ia hanya berpikir suka sama suka.
Ia bebas berbuat apa saja tanpa memandang halal haram
Abu Al-Ghifari, Kesucian Wanita, (Bandung : Penerbit Mujahid, 2002), hal. 48-50
Pendapat tentang wanita dari para tokoh
Menurut Syaikh Nefzawi perempuan ideal adalah
( 1 ) jarang bicara dan tertawa
( 2 ) tidak pernah berbicara dan tertawa tanpa alasan
( 3 ) tidak pernah meninggalkan rumah sekalipun untuk menhenguk tetangga atau kenalannya
( 4 ) tidak punya teman perempuan –apalagi laki-laki-
( 5 ) tidak memberikan kepercayaan kepada siapa pun
( 6 ) suami menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup
( 7 ) tidak mengambil apa pun dari orang lain, kecuali dari suami dan orang tuanya
( 8 ) tidak mencampuri urusan keluarga
( 9 ) tidak khianat
(10) tidak punya kesalahan yang disembunyikan
(11) tidak punya alasan yang buruk untuk diajukan
(12) tidak mencoba menarik perhatian orang lain
(13) melayani hasrat suami bahkan terkadang berinisiatif lebih dulu
(14) menolong suami dalam segala urusan
(15) menjadi teman dalam berkeluh kesah dalam kesedihan suami
(16) pandai menghibur suami yang dirimpa kesulita
(17) tidak menyerahkan diri kecuali kepada suami sekalipun berhadapan dengan pemerkosa yang akan membunuhnya
Perempuan seperti ini dihargai setiap orang
( 1 ) jarang bicara dan tertawa
( 2 ) tidak pernah berbicara dan tertawa tanpa alasan
( 3 ) tidak pernah meninggalkan rumah sekalipun untuk menhenguk tetangga atau kenalannya
( 4 ) tidak punya teman perempuan –apalagi laki-laki-
( 5 ) tidak memberikan kepercayaan kepada siapa pun
( 6 ) suami menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup
( 7 ) tidak mengambil apa pun dari orang lain, kecuali dari suami dan orang tuanya
( 8 ) tidak mencampuri urusan keluarga
( 9 ) tidak khianat
(10) tidak punya kesalahan yang disembunyikan
(11) tidak punya alasan yang buruk untuk diajukan
(12) tidak mencoba menarik perhatian orang lain
(13) melayani hasrat suami bahkan terkadang berinisiatif lebih dulu
(14) menolong suami dalam segala urusan
(15) menjadi teman dalam berkeluh kesah dalam kesedihan suami
(16) pandai menghibur suami yang dirimpa kesulita
(17) tidak menyerahkan diri kecuali kepada suami sekalipun berhadapan dengan pemerkosa yang akan membunuhnya
Perempuan seperti ini dihargai setiap orang
Syaikh Nefzawi, The Persian Garden, diterjemakhak oleh Richard Burton, New York, 1964, hal. 97