Dari delima ibrahim bin adham mendapatkan pendidikan hati
Wahai para saudara santri cyber yang sangat kami hormati. Dalam kesempatan kali ini kajian kami berisikan tentang mendidik hati atau noto ati{basa jawanya} merupakan hal yang sangat sulit dilakukan dan membutuhkan latihan yang memakan waktu tahun-tahunan.
Dari salah satu cerita Ibrahim bin adham. Suatu saat melakukan perjalanan ke makkah untuk melaksanakan rukun islam yang terakhir. Dalam perjalanan Ibrahim menghadapi musim atau hawa sangat dingin, bahkan suhunya mencapai dibawal nol derajat celcius. Memang cuaca daerah tanah haram kalau dingin, sangat dingin, tapi jika panas bisa juga sangat teramat panas.
Karena merasa sangat dingin maka Ibrahim bin adham mencari sebuah tempat untuk menghangatkan diri sejenak kedalam sebuah gua. Yang letaknya berada dibawah gunung. Sesampainya didalam gua ternyata ada seekor macan, tiger atau harimau yang sangat besar mendekati Ibrahim. Setelah harimau itu melihat Ibrahim{memang Ibrahim diberikan kelebihan oleh Allah dapat memahami bahasa binatang, karena saking lamanya Ibrahim berada dalam hutan} maka harimau itu berbicara kepada ibrahim:
Harimau:hai manusia, siapa yang memasukkanmu kedalam sini, berada ditempat ini tanpa idzinku?
Ibrahim:yang memasukkanku kedalam gua ini adalah Dzat yang maha membaca. Dan Dzat yang maha melihat tanpa membutuhkan yang lain-lainya. Memangnya kenapa!
Aku masuk kedalam gua ini dalam rangka bertamu, masak sich bertamu saja ndak boleh?
Harimau:ya sudah. Bolehlah. Seiring harimau itu berlalu dari hadapan Ibrahim bin adham.
Kemudia harimau itu tidur disisi Ibrahim bin adham. Karena merasa aman Ibrahim bin adham bermalam didalam gua dengan diiringi beribadah kepada Allah sampai waktu shubuh. Dalam hati Ibrahim berkata”barokahnya orang tenang beribadah kepada Allah, harimau ini lho tak macam-macam kepadaku, jinak kepadaku”
Wahai saudara santri cyber…
Keyakinan yang seperti itu tidak dikeluarkan oleh Ibrahim bin adham dengan mulutnya, tapi disimpan didalam hati, dalam arti dia punya rasa bangga, seakan-akan harimau itu tidak menerkamnya karena ia ahli ibadah. Tapi ketika Ibrahim akan mau pulang, harimau itu terbangun dari tidurnya dan berbicara kepada Ibrahim.
Harimau:hai Ibrahim, jangan ujub kamu, didalam hatimu kamu mengatakan”aku lho hebat, tidur disisi harimau, hebat aku iki”. Demi Allah Swt sesungguhnya aku selama tiga hari ini belum makan sama sekali. Demi Allah seandainya kau itu bukan tamuku, mesti aku makan kamu, aku habiskan tubuhmu!
Maka Ibrahim pulang dengan mengucapkan Alhamdulillah masih selamat diriku. Ternyata apa yang aku gumamkan dalam hati kemarin termasuk perbuatan yang tidak baik. Jadi harimau yang mengigatkanku. Kekuasaan Gusti Allah aku menerima ilmu dari makhluknya Allah yang tidak berakal.
Ketika Ibrahim bin adham pulang dari melaksanakan ibadah haji. Saat masuk waktu sholat ia berangkat ke musholla, setelah melaksanakan sholat dan wiridan ia duduk-duduk diserambi musholla seraya merenung”aku sudah dua puluh tahun tidak pernah merasakan buah delima, bahkan kulitnya saja, aku tak pernah merasakanya”
Akhirnya suatu malam Ibrahim terbangun dari tidurnya. Hatinya berbisik kepada Ibrahim”demi Allah jika aku tak menuruti keinginan untuk makan delima, maka aku tak akan beribadah” karena nafsu berkata seperti itu maka Ibrahim menasehatinya:
Ibrahim:hai nafsu jangan putus asa. Ayo kita cari saja, masak karena sebuah delima kamu akan mengorbankan ibadah.
Akhirnya Ibrahim bin adham berangkat untuk mencari delima demi menuruti hawa nafsunya. Sesampainya di pemukiman penduduk ia menoleh kesana-kemari untuk mencari pohin delima dari salah satu rumah penduduk. Pohon delimanya tumbuh sangat subur, buahnya sangat banyak, maka Ibrahim mendekatinya dan mengambilnya, kemudian memakannya. Tapi yang dirasakan Ibrahim dari buah delima itu bukan rasanya manis, tapi rasanya asam. Berbeda dengan yang didengar oleh Ibrahim selama ini bahwasanya yang namanya buah delima itu rasanya manis, bukan asam.
Ibrahim bin adham masih tidak percaya dengan satu buah delima yang ia makan tadi, maka ia memetik delima yang kedua, tapi rasanya tetap sama, tetap asam juga rasa dari buah delima yang kedua. Bahkan Ibrahim bin adham memetik buah delima yang ke-empat dan kelima kalinya, rasanya tetap asam. Maka nafsunya Ibrahim mengatakan:
Nafsu:aku ingin delima kok rasanya asam semua. Padahal kata orang-orang delima itu rasanya manis, bahkan hingga aku makan ke-empat dan kelima kalinya kok asam rasanya. Akhirnya Ibrahim melanjutkan perjalananya kembali hingga sampai diperkampungan yang lain. Ia berkeliling ke kampong-kampung demi menuruti kemauan nafsunya untuk makan delima yang rasanya manis.
Ibrahim bin adham menemukan sebuah perkebunan yang sangat luas dengan seseorang yang menjaga dan merawat perkebunan itu. Ibrahim akhirnya menghampiri pak bun{penjaga kebun}
Ibrahim:assalamualaikum. Pak, saya sudah dua puluh tahun ingin merasakan delima yang rasanya manis, bolehkah saya memintanya dari bapak.
Pak bun:iya, akan saya ambilkan yang paling masak dari buah delima dikebun ini.
Ibrahim:sangat senang sekali dan langsung memakannya. Setelah dimakan rasanya asam juga.
Pak bun:Ibrahim, anda itu termasuk orang yang menuruti nafsu. Nafsu iku ojok turuti Ibrahim, jika anda turuti, maka dikasih yang manies, masih kurang manis, sampai habis empat hingga lima buah delima kata anda delima itu tetap asam rasanya. Aku juga mengambilkan buah delima dari kebun ini yang paling manis, tapi kata anda rasanya tetap asam juga.
Nuwon sewu{mohon maaf} Ibrahim bin adham memang seperti itu kalau menuruti hawa nafsu. Itu paling enak, saat didekati tidak enak. Kesana yang pling enak, saat didekati ngak enak, begitulah Ibrahim nafsu itu. Jadi anda jangan menuruti nafus, jika anda turuti maka tak akan pernah selesai{nek pean turuti nafsu, yo gak mari-mari Ibrahim}
Anda akan saya beritahu”Wallahi. Selama 40 tahun saya merawat kebun delima ini, sedikitpun aku belum pernah merasakan rasanya buah delima. Bagaimana rasanya delima manis itu, bagaimana rasanya delima asam itu.
Ibrahim:masya-allah. Kuat benar hati anda pak bun. Padahal disekeliling anda ada banyak sekali pohon delima yang buahnya sampai berjatuhan. Selama 40 tahun anda disini tidak pernah merasakan sedkitpun rasa dari buah delima.
Padahal saya hanya 20 tahun. Ketika sudah mengetahui rasanya delima satu kali, aku mencari yang lebih enak lagi, kurang enak, cari lagi yang lebih enak hingga saya sampai diperkebunan yang anda rawat.
Akhirnya Ibrahim bin adham malu, mincup. Seorang ulama’ besar bisa dikalahkan oleh seorang tukang kebun delima dalam hal bisa mengekang keinginan nafsunya, mengekang apa yang menjadi keinginan nafsunya. Karena sangat malunya Ibrahim bin adham hingga menundukkan pandanganya.
Ibrahim bin adham setelah itu memutuskan untuk pulang kerumahnya. Ditengah jalan Ibrahim bertemu dengan pemuda yang mendapatkan ujian dari Allah berupa menderita penyakit gatal-gatal yang sangat parah. Bahkan saking parahnya tubuhnya di hinggapi oleh lalat-lalat besar, ulat-ulat yang mengerogoti tubuhnya keluar dari setiap anggota tubuhnya.
Melihat kejadian seperti itu Ibrahim sangat takjub.
Pemuda itu tidak terlihat susah sama sekali, tapi dia malah mengucapkan Alhamdulillah atas Dzat yang member selamat kepadaku dari beberapa hal hal yang menjadikan balak kepada makhluk-makhluk ciptaan-NYA. Jadi banyak cobaan-cobaan yang seperti ini mereka tidak kuat. Alhamdulillah, meski seluruh tubuhku dipenuhi gatal-gatal hingga ulat-ulat bermunculan keluar dari dalam tubuhku. Aku diberikan oleh Allah keselamatan, hatiku tidak gelisah, mulutku juga ndak mengomel, aku terima semua ini dengan sabar.
Ibrahim:anda terkena penyakit seperti itu kok malah bilang Alhamdulillah. Terus ujian seperti apa yang menjadikan anda tak kuat menerimanya?
Pemuda:opo Ibrahim{ngomong apa kamu itu Ibrahim}melihat cobaan diriku yang ulat-ulatnya hingga keluar dari tubuhku, daging-dagingku hingga habis. Hal ini masih lebih baik daripada orang yang ingin delima{masih awakku enthek dipangan uler, jek luweh apik keadaan seng koyok ngene iki tinimbang wong seng kepingin delima}
Gusti Allah Swt itu tahu. Kalau anda itu hambanya gusti Allah yang selalu menentang kodrat-NYA. Gusti Allah tak memberikan delima kepada anda, tapi anda malah mencarinya. Akhirnya karena anda mencarinya, mencari yang manis, tapi yang anda dapatkan delima yang asam/kecut. Maka dari itu didunia ini jangan kepingin-kepingin Ibrahim. Jika anda nemen sanget kepingine, kepingin yang manis malah diganti yang asam/kecut.
Setelah mendengar jawaban dari pemuda seperti itu maka Ibrahim bin adham langsung pingsan seketika itu juga.
Wassalam.
Dari salah satu cerita Ibrahim bin adham. Suatu saat melakukan perjalanan ke makkah untuk melaksanakan rukun islam yang terakhir. Dalam perjalanan Ibrahim menghadapi musim atau hawa sangat dingin, bahkan suhunya mencapai dibawal nol derajat celcius. Memang cuaca daerah tanah haram kalau dingin, sangat dingin, tapi jika panas bisa juga sangat teramat panas.
Karena merasa sangat dingin maka Ibrahim bin adham mencari sebuah tempat untuk menghangatkan diri sejenak kedalam sebuah gua. Yang letaknya berada dibawah gunung. Sesampainya didalam gua ternyata ada seekor macan, tiger atau harimau yang sangat besar mendekati Ibrahim. Setelah harimau itu melihat Ibrahim{memang Ibrahim diberikan kelebihan oleh Allah dapat memahami bahasa binatang, karena saking lamanya Ibrahim berada dalam hutan} maka harimau itu berbicara kepada ibrahim:
Harimau:hai manusia, siapa yang memasukkanmu kedalam sini, berada ditempat ini tanpa idzinku?
Ibrahim:yang memasukkanku kedalam gua ini adalah Dzat yang maha membaca. Dan Dzat yang maha melihat tanpa membutuhkan yang lain-lainya. Memangnya kenapa!
Aku masuk kedalam gua ini dalam rangka bertamu, masak sich bertamu saja ndak boleh?
Harimau:ya sudah. Bolehlah. Seiring harimau itu berlalu dari hadapan Ibrahim bin adham.
Kemudia harimau itu tidur disisi Ibrahim bin adham. Karena merasa aman Ibrahim bin adham bermalam didalam gua dengan diiringi beribadah kepada Allah sampai waktu shubuh. Dalam hati Ibrahim berkata”barokahnya orang tenang beribadah kepada Allah, harimau ini lho tak macam-macam kepadaku, jinak kepadaku”
Wahai saudara santri cyber…
Keyakinan yang seperti itu tidak dikeluarkan oleh Ibrahim bin adham dengan mulutnya, tapi disimpan didalam hati, dalam arti dia punya rasa bangga, seakan-akan harimau itu tidak menerkamnya karena ia ahli ibadah. Tapi ketika Ibrahim akan mau pulang, harimau itu terbangun dari tidurnya dan berbicara kepada Ibrahim.
Harimau:hai Ibrahim, jangan ujub kamu, didalam hatimu kamu mengatakan”aku lho hebat, tidur disisi harimau, hebat aku iki”. Demi Allah Swt sesungguhnya aku selama tiga hari ini belum makan sama sekali. Demi Allah seandainya kau itu bukan tamuku, mesti aku makan kamu, aku habiskan tubuhmu!
Maka Ibrahim pulang dengan mengucapkan Alhamdulillah masih selamat diriku. Ternyata apa yang aku gumamkan dalam hati kemarin termasuk perbuatan yang tidak baik. Jadi harimau yang mengigatkanku. Kekuasaan Gusti Allah aku menerima ilmu dari makhluknya Allah yang tidak berakal.
Ketika Ibrahim bin adham pulang dari melaksanakan ibadah haji. Saat masuk waktu sholat ia berangkat ke musholla, setelah melaksanakan sholat dan wiridan ia duduk-duduk diserambi musholla seraya merenung”aku sudah dua puluh tahun tidak pernah merasakan buah delima, bahkan kulitnya saja, aku tak pernah merasakanya”
Akhirnya suatu malam Ibrahim terbangun dari tidurnya. Hatinya berbisik kepada Ibrahim”demi Allah jika aku tak menuruti keinginan untuk makan delima, maka aku tak akan beribadah” karena nafsu berkata seperti itu maka Ibrahim menasehatinya:
Ibrahim:hai nafsu jangan putus asa. Ayo kita cari saja, masak karena sebuah delima kamu akan mengorbankan ibadah.
Akhirnya Ibrahim bin adham berangkat untuk mencari delima demi menuruti hawa nafsunya. Sesampainya di pemukiman penduduk ia menoleh kesana-kemari untuk mencari pohin delima dari salah satu rumah penduduk. Pohon delimanya tumbuh sangat subur, buahnya sangat banyak, maka Ibrahim mendekatinya dan mengambilnya, kemudian memakannya. Tapi yang dirasakan Ibrahim dari buah delima itu bukan rasanya manis, tapi rasanya asam. Berbeda dengan yang didengar oleh Ibrahim selama ini bahwasanya yang namanya buah delima itu rasanya manis, bukan asam.
Ibrahim bin adham masih tidak percaya dengan satu buah delima yang ia makan tadi, maka ia memetik delima yang kedua, tapi rasanya tetap sama, tetap asam juga rasa dari buah delima yang kedua. Bahkan Ibrahim bin adham memetik buah delima yang ke-empat dan kelima kalinya, rasanya tetap asam. Maka nafsunya Ibrahim mengatakan:
Nafsu:aku ingin delima kok rasanya asam semua. Padahal kata orang-orang delima itu rasanya manis, bahkan hingga aku makan ke-empat dan kelima kalinya kok asam rasanya. Akhirnya Ibrahim melanjutkan perjalananya kembali hingga sampai diperkampungan yang lain. Ia berkeliling ke kampong-kampung demi menuruti kemauan nafsunya untuk makan delima yang rasanya manis.
Ibrahim bin adham menemukan sebuah perkebunan yang sangat luas dengan seseorang yang menjaga dan merawat perkebunan itu. Ibrahim akhirnya menghampiri pak bun{penjaga kebun}
Ibrahim:assalamualaikum. Pak, saya sudah dua puluh tahun ingin merasakan delima yang rasanya manis, bolehkah saya memintanya dari bapak.
Pak bun:iya, akan saya ambilkan yang paling masak dari buah delima dikebun ini.
Ibrahim:sangat senang sekali dan langsung memakannya. Setelah dimakan rasanya asam juga.
Pak bun:Ibrahim, anda itu termasuk orang yang menuruti nafsu. Nafsu iku ojok turuti Ibrahim, jika anda turuti, maka dikasih yang manies, masih kurang manis, sampai habis empat hingga lima buah delima kata anda delima itu tetap asam rasanya. Aku juga mengambilkan buah delima dari kebun ini yang paling manis, tapi kata anda rasanya tetap asam juga.
Nuwon sewu{mohon maaf} Ibrahim bin adham memang seperti itu kalau menuruti hawa nafsu. Itu paling enak, saat didekati tidak enak. Kesana yang pling enak, saat didekati ngak enak, begitulah Ibrahim nafsu itu. Jadi anda jangan menuruti nafus, jika anda turuti maka tak akan pernah selesai{nek pean turuti nafsu, yo gak mari-mari Ibrahim}
Anda akan saya beritahu”Wallahi. Selama 40 tahun saya merawat kebun delima ini, sedikitpun aku belum pernah merasakan rasanya buah delima. Bagaimana rasanya delima manis itu, bagaimana rasanya delima asam itu.
Ibrahim:masya-allah. Kuat benar hati anda pak bun. Padahal disekeliling anda ada banyak sekali pohon delima yang buahnya sampai berjatuhan. Selama 40 tahun anda disini tidak pernah merasakan sedkitpun rasa dari buah delima.
Padahal saya hanya 20 tahun. Ketika sudah mengetahui rasanya delima satu kali, aku mencari yang lebih enak lagi, kurang enak, cari lagi yang lebih enak hingga saya sampai diperkebunan yang anda rawat.
Akhirnya Ibrahim bin adham malu, mincup. Seorang ulama’ besar bisa dikalahkan oleh seorang tukang kebun delima dalam hal bisa mengekang keinginan nafsunya, mengekang apa yang menjadi keinginan nafsunya. Karena sangat malunya Ibrahim bin adham hingga menundukkan pandanganya.
Ibrahim bin adham setelah itu memutuskan untuk pulang kerumahnya. Ditengah jalan Ibrahim bertemu dengan pemuda yang mendapatkan ujian dari Allah berupa menderita penyakit gatal-gatal yang sangat parah. Bahkan saking parahnya tubuhnya di hinggapi oleh lalat-lalat besar, ulat-ulat yang mengerogoti tubuhnya keluar dari setiap anggota tubuhnya.
Melihat kejadian seperti itu Ibrahim sangat takjub.
Pemuda itu tidak terlihat susah sama sekali, tapi dia malah mengucapkan Alhamdulillah atas Dzat yang member selamat kepadaku dari beberapa hal hal yang menjadikan balak kepada makhluk-makhluk ciptaan-NYA. Jadi banyak cobaan-cobaan yang seperti ini mereka tidak kuat. Alhamdulillah, meski seluruh tubuhku dipenuhi gatal-gatal hingga ulat-ulat bermunculan keluar dari dalam tubuhku. Aku diberikan oleh Allah keselamatan, hatiku tidak gelisah, mulutku juga ndak mengomel, aku terima semua ini dengan sabar.
Ibrahim:anda terkena penyakit seperti itu kok malah bilang Alhamdulillah. Terus ujian seperti apa yang menjadikan anda tak kuat menerimanya?
Pemuda:opo Ibrahim{ngomong apa kamu itu Ibrahim}melihat cobaan diriku yang ulat-ulatnya hingga keluar dari tubuhku, daging-dagingku hingga habis. Hal ini masih lebih baik daripada orang yang ingin delima{masih awakku enthek dipangan uler, jek luweh apik keadaan seng koyok ngene iki tinimbang wong seng kepingin delima}
Gusti Allah Swt itu tahu. Kalau anda itu hambanya gusti Allah yang selalu menentang kodrat-NYA. Gusti Allah tak memberikan delima kepada anda, tapi anda malah mencarinya. Akhirnya karena anda mencarinya, mencari yang manis, tapi yang anda dapatkan delima yang asam/kecut. Maka dari itu didunia ini jangan kepingin-kepingin Ibrahim. Jika anda nemen sanget kepingine, kepingin yang manis malah diganti yang asam/kecut.
Setelah mendengar jawaban dari pemuda seperti itu maka Ibrahim bin adham langsung pingsan seketika itu juga.
Wassalam.