kesalahan manusia tidak menandakan dia ahli neraka.
Tidak setiap kesalahan yang dilakukan oleh seorang manusia itu akan menandakan bahwasanya dia itu ahli neraka. Kita tidak bisa mengklaim bahwa orang itu ahli neraka. Kadang-kadang orang itu kelihatannya buruk, tapi akhirnya baik, matinya masuk ke surganya Gusti Allah Swt. Kadang ada sesuatu itu yang sangat buruk, saking sangat buruknya seakan-akan tidak ada harganya, bahkan menyentuhnya saja merasa jijik.
Ketika kita menghadapi sesuatu yang sangat nemen buruknya, bagaimana mestinya hati kita bersikap. Marilah kita ambil hikmah dari kitab karangan syaikh shihabuddin al-qolyubii. Dalam kitabnya beliau menceritakan:
Ada seorang laki-laki melihat seekor kecoak. Kebetulan watak orang laki-laki memang tidak senang melihat kecoak. Dia merasa jijik. Setiap orang berbeda-beda memiliki rasa jijik terhadap sesuatu. Karena benci akhirnya ia mengatai kecoak itu”haduuh, jijik aku, iki lho makhluknya Allah yang paling buruk/elek, sudah rupanya jelek, baunya tidak ndak enak/basin, bahasa jawanya{koen iku wes elek, basin pisan ambune}, untuk apa sih, Allah menciptakan hewan seperti itu, ndak ada hikmahnya sama sekali{basine thok seng oleh kecoak iku}
Memang Gusti Allah Swt kalau menurunkan adzhab itu kadang-kadang bersamaan dengan kelakuanya sendiri. Dalam al-qur’an berbunyi”dhoharol fasadhu fil ardhi wal bakhri bimaa kasabat aidhin-naas”, yang artinya hal-hal bencana alam yang terjadi didunia ini, sebetulnya bukan dari Allah Swt saja, tapi juga karena akibat ulah perbuatan kita sendiri.
Allah Swt melihat orang yang mengatakan”ini makhluk yang buruk, tiada manfaatnya” maka Allah Swt memberikan sedikit pelajaran kepada orang tersebut. Setelah beberapa hari kemudian orang itu dia mengalami luka, yang mana luka itu tidak bisa disembuhkan oleh semua dokter yang ada pada masa itu. Dia mempunyai koreng/borok yang tidak bisa sembuh, kesana-kemari mencari pengobatan tak kunjung sembuh juga. Bahkan dia sampai berobat ke Negara lain, tapi hasilnya tetap nihil. Sehingga orang itu sampai putus asa sudah tidak mau berusaha untuk penyakit luka yang dideritanya.
Akhirnya pada suatu saat orang yang sakit ini mendengar ada tabib yang sedang berkeliling untuk memberikan pengobatan bertepatan disamping rumahnya, maka secara otomatis dia mendengarnya. Maka seorang tabib keliling tadi dipanggil untuk memeriksa sakit yang dideritanya.
Tetangga yang mengetahui hal itu berkata”kamu akan meminta pengobatan dari tabib keliling, padahal kamu sudah kesana-kemari bahkan ke luar kota untuk berobat tak sembuh juga, apalgi dari seorang tabib keliling, ya tambah ndak manjur.
Orang yang sakit:siapa tahu dia meski dipinggir-pinggir jalan bisa menyembuhkan penyakitku.
Dalam hal kesembuhan yang menjadikan jodoh untuk sembuh itu Allah, bukan manusia. Bukan karena kita berobat mengunakan cara pengobatan yang canggih. Akhirnya kita bisa dipastikan sembuh, ooo tidak bisa. Kita juga tidak bisa memastikan karena yang mengobati dengan cara do’a akhirnya tidak bisa sembuh-sembuh, itu juga tidak.
Waras itu adalah satu makhluknya Allah Swt yang ditempelkan kepada manusia atau makhluk-makhluk yang lainnya. Kalau Allah sudah memberikan kesembuhan{nuwon sewu}, meski tidak pake’ minum pil,suntik, operasi, kata Allah sembuh, maka pasti akan waras.
Meski sudah berobat mulai ujung barat sampai ujung timur, bahkan hingga berkeliling dunia, tapi Allah tidak memastikan kita sembuh, maka kita tidak akan bisa sembuh. Maka dari itu kita ini harus banyak pasrahnya kepada Allah Swt. Yang kuat tawakkalnya kepada Allah Swt. Insyaallah kalau kuat tawakkalnya kepada Allah, gusti Allah bakal menolong. Jika kita tidak kuat tawakkalnya kepada Allah Swt, maka sesuatu urusan ini akan dipasrahkan kepada kita oleh Allah Swt:
“Man tafakkaro fi nafsihi fahuwa wadh’u ilaihi”barang siapa yang total memikirkan dirinya sendiri tanpa melarikan/bergantung kepada Allah Swt. Maka segala urusannya akan diserahkan Allah kepada dirinya sendiri.
Maka ketika tabib melihat luka orang yang sakit tadi, maka dipeganglah oleh tabib kepala orang yang sakit.
Tabib:melihat penyakit ini akan sangat sulit untuk disembuhkan. Jika ingin sembuh penyakitmu, hanya satu obatnya yaitu dengan kecoak. Carilah kecoak
Saat mendengar hal itu, teman-teman yang ada disekitar orang yang sakit tertawa, masak dengan kecoak bisa sembuh, padahal dia sudah berobat ke luar kota hingga berkeliling dunia tidak bisa sembuh, kok tiba-tiba tabib bilang penyakit itu bisa sembuh dengan kecoak. Jangan bercanda tabib, anda itu bisa saja.
Tabib:aku tidak bercanda, itu benar adanya.
Orang yang sakit:dalam benaknya ia teringat bahwa dirinya dulu pernah menghina kecoak. Tabib ini mengetahui atas perbuatanku dimasa lalu pernah menghina kecoak. Maka dia meminta tolong teman-teman yang ada disekitarnya untuk mencarikan kecoak.
Sesudah mendapatkan kecoak, kemudian dibunuh, terus kecoaknya dibakar. Kemudian abu dari kecoak yang dibakar tadi ditaburkan diatas luka orang yang sakit tadi. Maka dengan idzin dan rahmat dari Allah Swt penyakit luka/borok yang dideritanya langsung sembuh seketika.
Keagungan kekuasaan Allah Swt itu sangat sulit untuk diukur dengan kemampuan akal manusia.
Orang yang sakit:ketahuilah hai kalian semua sesungguhnya didalam seburuk-buruk makhluk ciptaan-Nya itu ada obat yang paling hebat. Bayangkan seekor kecoak yang hanya seperti itu, yang bisa dikatakan tidak ada harganya atau manfaatnya itu bisa menjadi obat yang paling ampuh buat menyembuhkan penyakit yang tidak bisa diobati oleh dokter manapun.
Gusti Allah Swt dawoh didalam al-qur’an:
“Innallaha la tastakhyii ay-yadriba masalam-maa baudhotang fama fauqoha. Faammal-ladhiina aamanuu faya’lamuna annahul-haqqu mir-robbihim. Wa ammal-ladhina kafaruu fayaquuluuna madha arodallahu bihaa dhaa masalaa, yudhillu bihi katsirouu wayadhi bihii katsiro. Wama yudhillu bihii illal fasiqiiin”
Yang artinya sesungguhnya Gusti Allah Swt tidak malu menjadikan contoh-contoh umpamanya meski dengan seekor semut yang dianggap remeh, maka kalu orang itu beriman maka dia akan tahu dan yaqin bahwasanya hal yang seperti itu sekalipun remeh adalah barang yang haq dan betul-betul memang dibuat oleh Allah Swt, dalam arti bukan tidak ada faedah manfaatnya.
Kalau orang yang kufur mengatakan apa yang dikehendaki Allah Swt dengan contoh yang sejelek ini. Hal yang seperti ini banyak menyesatkan orang, tapi juga banyak yang menjadikan keuntungan bagi orang lain.
Wasslamualaikum.
Pesan:Perbuatan putus asa itu tidak boleh, meski anda terkena musibah sebesar apapun jangan sampai putus asa. Hadapilah semua kenyataan dengan lapang dada/dodo seng jembar. Anda harus yaqin bahwasanya semua cobaan itu datangnya dari Gusti Allah Swt.
Lebih-lebih kalau ada orang yang sakit parah ndak sembuh-sembuh sampai bunuh diri. Sudah dirinya didunia sakit, terus akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Maka orang yang seperti itu{nuwon sewu}didunia ndak enak, diakherat dia itu masuk neraka.
Didunia itu banyak sesuatu yang tidak bisa dipikir oleh manusia/naluri kita tidak sampai untuk memikirkannya.
Ketika kita menghadapi sesuatu yang sangat nemen buruknya, bagaimana mestinya hati kita bersikap. Marilah kita ambil hikmah dari kitab karangan syaikh shihabuddin al-qolyubii. Dalam kitabnya beliau menceritakan:
Ada seorang laki-laki melihat seekor kecoak. Kebetulan watak orang laki-laki memang tidak senang melihat kecoak. Dia merasa jijik. Setiap orang berbeda-beda memiliki rasa jijik terhadap sesuatu. Karena benci akhirnya ia mengatai kecoak itu”haduuh, jijik aku, iki lho makhluknya Allah yang paling buruk/elek, sudah rupanya jelek, baunya tidak ndak enak/basin, bahasa jawanya{koen iku wes elek, basin pisan ambune}, untuk apa sih, Allah menciptakan hewan seperti itu, ndak ada hikmahnya sama sekali{basine thok seng oleh kecoak iku}
Memang Gusti Allah Swt kalau menurunkan adzhab itu kadang-kadang bersamaan dengan kelakuanya sendiri. Dalam al-qur’an berbunyi”dhoharol fasadhu fil ardhi wal bakhri bimaa kasabat aidhin-naas”, yang artinya hal-hal bencana alam yang terjadi didunia ini, sebetulnya bukan dari Allah Swt saja, tapi juga karena akibat ulah perbuatan kita sendiri.
Allah Swt melihat orang yang mengatakan”ini makhluk yang buruk, tiada manfaatnya” maka Allah Swt memberikan sedikit pelajaran kepada orang tersebut. Setelah beberapa hari kemudian orang itu dia mengalami luka, yang mana luka itu tidak bisa disembuhkan oleh semua dokter yang ada pada masa itu. Dia mempunyai koreng/borok yang tidak bisa sembuh, kesana-kemari mencari pengobatan tak kunjung sembuh juga. Bahkan dia sampai berobat ke Negara lain, tapi hasilnya tetap nihil. Sehingga orang itu sampai putus asa sudah tidak mau berusaha untuk penyakit luka yang dideritanya.
Akhirnya pada suatu saat orang yang sakit ini mendengar ada tabib yang sedang berkeliling untuk memberikan pengobatan bertepatan disamping rumahnya, maka secara otomatis dia mendengarnya. Maka seorang tabib keliling tadi dipanggil untuk memeriksa sakit yang dideritanya.
Tetangga yang mengetahui hal itu berkata”kamu akan meminta pengobatan dari tabib keliling, padahal kamu sudah kesana-kemari bahkan ke luar kota untuk berobat tak sembuh juga, apalgi dari seorang tabib keliling, ya tambah ndak manjur.
Orang yang sakit:siapa tahu dia meski dipinggir-pinggir jalan bisa menyembuhkan penyakitku.
Dalam hal kesembuhan yang menjadikan jodoh untuk sembuh itu Allah, bukan manusia. Bukan karena kita berobat mengunakan cara pengobatan yang canggih. Akhirnya kita bisa dipastikan sembuh, ooo tidak bisa. Kita juga tidak bisa memastikan karena yang mengobati dengan cara do’a akhirnya tidak bisa sembuh-sembuh, itu juga tidak.
Waras itu adalah satu makhluknya Allah Swt yang ditempelkan kepada manusia atau makhluk-makhluk yang lainnya. Kalau Allah sudah memberikan kesembuhan{nuwon sewu}, meski tidak pake’ minum pil,suntik, operasi, kata Allah sembuh, maka pasti akan waras.
Meski sudah berobat mulai ujung barat sampai ujung timur, bahkan hingga berkeliling dunia, tapi Allah tidak memastikan kita sembuh, maka kita tidak akan bisa sembuh. Maka dari itu kita ini harus banyak pasrahnya kepada Allah Swt. Yang kuat tawakkalnya kepada Allah Swt. Insyaallah kalau kuat tawakkalnya kepada Allah, gusti Allah bakal menolong. Jika kita tidak kuat tawakkalnya kepada Allah Swt, maka sesuatu urusan ini akan dipasrahkan kepada kita oleh Allah Swt:
“Man tafakkaro fi nafsihi fahuwa wadh’u ilaihi”barang siapa yang total memikirkan dirinya sendiri tanpa melarikan/bergantung kepada Allah Swt. Maka segala urusannya akan diserahkan Allah kepada dirinya sendiri.
Maka ketika tabib melihat luka orang yang sakit tadi, maka dipeganglah oleh tabib kepala orang yang sakit.
Tabib:melihat penyakit ini akan sangat sulit untuk disembuhkan. Jika ingin sembuh penyakitmu, hanya satu obatnya yaitu dengan kecoak. Carilah kecoak
Saat mendengar hal itu, teman-teman yang ada disekitar orang yang sakit tertawa, masak dengan kecoak bisa sembuh, padahal dia sudah berobat ke luar kota hingga berkeliling dunia tidak bisa sembuh, kok tiba-tiba tabib bilang penyakit itu bisa sembuh dengan kecoak. Jangan bercanda tabib, anda itu bisa saja.
Tabib:aku tidak bercanda, itu benar adanya.
Orang yang sakit:dalam benaknya ia teringat bahwa dirinya dulu pernah menghina kecoak. Tabib ini mengetahui atas perbuatanku dimasa lalu pernah menghina kecoak. Maka dia meminta tolong teman-teman yang ada disekitarnya untuk mencarikan kecoak.
Sesudah mendapatkan kecoak, kemudian dibunuh, terus kecoaknya dibakar. Kemudian abu dari kecoak yang dibakar tadi ditaburkan diatas luka orang yang sakit tadi. Maka dengan idzin dan rahmat dari Allah Swt penyakit luka/borok yang dideritanya langsung sembuh seketika.
Keagungan kekuasaan Allah Swt itu sangat sulit untuk diukur dengan kemampuan akal manusia.
Orang yang sakit:ketahuilah hai kalian semua sesungguhnya didalam seburuk-buruk makhluk ciptaan-Nya itu ada obat yang paling hebat. Bayangkan seekor kecoak yang hanya seperti itu, yang bisa dikatakan tidak ada harganya atau manfaatnya itu bisa menjadi obat yang paling ampuh buat menyembuhkan penyakit yang tidak bisa diobati oleh dokter manapun.
Gusti Allah Swt dawoh didalam al-qur’an:
“Innallaha la tastakhyii ay-yadriba masalam-maa baudhotang fama fauqoha. Faammal-ladhiina aamanuu faya’lamuna annahul-haqqu mir-robbihim. Wa ammal-ladhina kafaruu fayaquuluuna madha arodallahu bihaa dhaa masalaa, yudhillu bihi katsirouu wayadhi bihii katsiro. Wama yudhillu bihii illal fasiqiiin”
Yang artinya sesungguhnya Gusti Allah Swt tidak malu menjadikan contoh-contoh umpamanya meski dengan seekor semut yang dianggap remeh, maka kalu orang itu beriman maka dia akan tahu dan yaqin bahwasanya hal yang seperti itu sekalipun remeh adalah barang yang haq dan betul-betul memang dibuat oleh Allah Swt, dalam arti bukan tidak ada faedah manfaatnya.
Kalau orang yang kufur mengatakan apa yang dikehendaki Allah Swt dengan contoh yang sejelek ini. Hal yang seperti ini banyak menyesatkan orang, tapi juga banyak yang menjadikan keuntungan bagi orang lain.
Wasslamualaikum.
Pesan:Perbuatan putus asa itu tidak boleh, meski anda terkena musibah sebesar apapun jangan sampai putus asa. Hadapilah semua kenyataan dengan lapang dada/dodo seng jembar. Anda harus yaqin bahwasanya semua cobaan itu datangnya dari Gusti Allah Swt.
Lebih-lebih kalau ada orang yang sakit parah ndak sembuh-sembuh sampai bunuh diri. Sudah dirinya didunia sakit, terus akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Maka orang yang seperti itu{nuwon sewu}didunia ndak enak, diakherat dia itu masuk neraka.
Didunia itu banyak sesuatu yang tidak bisa dipikir oleh manusia/naluri kita tidak sampai untuk memikirkannya.