Memaknai Kelulusan
Dalam kitab Shahih al-Bukhari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam pada suatu waktu pernah mengumpulkan para Shahabat di
lapangan terbuka di Kota Madinah, dalam hadits ini disampaikan bahwa
Rasululah Shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kepada para Shahabat
untuk berlomba kecepatan dan kepiawaian menaiki kuda, pada tahap awal
perlombaan dimulai oleh para Shahabat.
ketika Rasulullah juga ikut ambil bagian dalam perlombaan tersebut
maka para Sahabat sangat sekali menginginkan bahwa yang memenangkan
lomba tersebut adalah Rasulullah, ketika perlombaan dimulai dan telah
selesai maka ternyata yang memenangkan perlombaan menaiki kuda
tersebut adalah Shahabat,
maka Abdullah Ibnu Umar yang menceritakan
hadits ini bahwa Shahabat yang telah memenangkan lomba dan mengalahkan
Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam adalah "Qolilul Adabi"
(sedikit adab atau kurang adabnya), maka kejadian tersebut didengar
oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau
menyampaikan pesan kepada para Shahabat,
bahwa ini hanyalah perlombaan
yang sifatnya dunia, seorang Nabi tidak akan terkurangi sedikitpun
derajatnya hanya gara-gara tidak memenangkan dalam perlombaan dunia
semacam ini, dan dalam perlombaan ada yang menang dan ada yang kalah. Hadist riwayat Abdullah ibnu umar.
Kami disini memakai kata baru lulus bukan sudah lulus,
karena baru lulus dengan sudah lulus itu BEDA.
karena baru lulus dengan sudah lulus itu BEDA.
Kalau sudah lulus itu mempunyai arti sudah cukup, ndak perlu tambahan keilmuan. Tapi kalau baru lulus : Masih butuh tambahan keilmuan dalam kehidupan ini, butuh lagi, lagi dan lagi.
Sama saja jika kita punya uang sudah 2 juta{rumongso cukup},tapi kalau kita masih punya uang 100 juta itu tanda masih ada harapan uang 100 juta itu bertambah makin banyak lagi.
Pengumuman kelulusan sangat dinanti nanti bagi para siswa - siswi. Mereka tidak pernah sekalipun berfikir dan bertanya pada dalam diri mereka masing masing tentang Arti sebuah kelulusan.
Dengan kelulusan itu orang tua, dewan guru, tetangga, teman hingga keponakan mengharapkan. Semoga mereka mampu menjadi:
- Generasi yang pelopor bukan pengekor
- Generasi yang pengaiz bukan pengemis
- Generasi yang perintis bukan pewaris
- Generasi yang beradab bukan biadab
- Generasi pengerak bukan pengertak
- Generasi yang luar biasa bukan biasa diluar
- Generasi yang punya karakter bukan karaten
- Generasi yang to'at bukan yang keparat
Dalam Al Qur'an di kenal sebagai generasi yang Ulil Albab:
- Generasi yang taqwa, cerdas, terampil.
- Generasi yang sensitif, kreatif, produktif.
- Generasi raga, rasa dan rasio yang terpadu.
Sehingga
terwujud Generasi yang Aqliyah, qolbiyah, jasadiyah menyatu yaitu:
Generasi yang mampu menghadapi masalah moralitas, kreatifitas, kriminalitas, Insyallah akan menjadi orang yang bahagia didunia dan bahagia di akherat.
Generasi yang mampu menghadapi masalah moralitas, kreatifitas, kriminalitas, Insyallah akan menjadi orang yang bahagia didunia dan bahagia di akherat.
Adapun anak anak kita semua nanti akan menjadi dari salah satu 4 karakter dibawah ini:
1. Anak yang pintar mencari ganjaran{pahala}dan kober{ mampu}mencari bayaran.
Yaitu anak yang sholeh, rajin beribadah,, baca qur'annya istiqomah, bisa juga ada yang jadi dokter, dosen,dan lain lain. Yang berujung pada ganjarane katah, bayarane yo turah turah.
2. Anak yang hanya mencari ganjaran{pahala}sampai gak kober{sempat}mencari bayaran.
Yaitu anak rajin ibadah, rajin ke masjid, gak moleh moleh teko masjid, pekerjaanya wiridan, tahlilalan, yasinan, manakiban, diba'an, istighosah, beribadah thok, gak nyambut gawe
3. Anak yang hanya mencari bayaran tanpa mencari pahala.
Yaitu anak yang kehidupam dan waktunya buat mengejar dunia saja. Tanpa memikirkan tanggung jawabnya kepada sang tuhan.
4. Anak yang tidak{gak} pintar mencari pahala dan gak { tidak}sempat ndholek bayaran.
Manusia tidak bisa menentukan hasil lulus dan tidaknya, tapi kita
hanya bisa mencari sebab untuk lulus dan tidak lulusnya sebagaimana
sebab sebab yang diridhoi oleh Allah. Andaikan dalam mencari sebab untuk
sebuah kelulusan dengan sebab seab yang tidak syar'i, maka tentu hasil
yang diperoleh tidak akan mendapatkan kebarokahan / keberkahan.
_* Kita sebagai orang tua jangan sampai salah mendidik seorang anak. Lebih lebih anak perempuan.
Didiklah anak perempuan sebaik baiknya jangan sampai salah asuhan.
Me' terimo disandangi rapet, dipakani seng wareg, diturokno nang enggon seng angeet. Pokok targete anak iki Ce'e sehat, giat, semangat, kuat, diangkat berat{kelemon}.
Pengajian ora tau teko, dzikiran ora iso,, kongkon mikir yo ora iso, kongkon nyambut gawe malah lunggo,
nek segone mateng podo moro,, wez gede arep dirabekno ora iso opo opo, ora iso marut kelopo, ora iso mbedakno tumbar karo merico, isin isini wong tuwo.