Mulat Sariro Ing Rogo Lan Jiwo
Intropeksi Diri:
- Pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan dan sensasi.
- Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan maksud tertentu pada pikiran dan perasaanya.
- Jujurlah pada diri sendiri, Salah katakan salah, dan benar katakan benar, lakukan introspeksi untuk kebaikan diri anda bukan orang lain.
- Belajar mengenali diri, sejauh mana engkau mengenali dirimu, disitulah engkau akan kembali.
Mulat Sariro:
- Berani melihat diri kita sendiri dengan segala kekurangannya dan selalu siap mendapat kritik dari siapapun dan kapanpun.
- Bermuhasabah diri{Sampai dimanakah perjalanan hidup kita, akhlak, perilaku}.
- Memikirkan baik buruknya sesuatu yang akan kita lakukan.
- Melihat ke dalam dirinya dengan jujur, apakah yang akan di lakukan selaras antara pikiran, perkataan dan perbuatannya.
Muhasabah berperan mendidik jiwa dan nafs
Ketilitian
pada puluhan riwayat dan buku-buku akhlak menunjukkan bahwa 'Muhasabah'
senantiasa bergandengan dengan beberapa kondisi psikologis.
Kondisi-kondisi ini merupakan hal mendasar yang membuat 'Muhasabah' itu
memiliki pengaruh dan efek dalam tarbiyah dan pendidikan moral dan
akhlak. Setiap dari kondisi-kondisi ini memiliki peran masing-masing
dalam merubah perbuatan-perbuatan dan akhlak setiap orang.
Pentingnya
'introspeksi diri' itu nampak pada bahwa ia senantiasa bergandengan
dengan himpunan kondisi-kondisi ini yang mana membuatnya lebih dalam
memberikan dampak dan efek pada proses pendidikan moral dan akhlak.
Dengan menelaah puluhan riwayat dan buku-buku akhlak, maka
kondisi-kondisi psikis berikut ini dapat dijelaskan pada muhasabah.
1. Perasaan sudah diintropeksi
Perasaan
yang bisa sangat berpengaruh pada sikap dan perbuatan manusia adalah
perasaan 'Sudah Diintrospeksi.
Kalau seseorang percaya bahwa harus
bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan-perbuatan yang sifatnya kecil
atau pun besar, fisik atau pun non-fisik, maka terhadap setiap dari hal
itu harus diberi sanksi atau balasan, dengan alasan perbuatan jelek
harus diazab dan dengan alasan perbuatan dan amal baik, maka ia harus
diberi balasan pahala.
Perasaan atau perhatian pikiran ini, betul-betul bisa menjadi salah satu penentu perbuatan dan amal manusia.
Sumber dalam islam:
kenyataan ini telah berulangkali didengar dimana setiap manusia
akan dihisab pada suatu hari dan seluruh amal dan perbuatannya akan ikut
turut andil dalam proses penghisaban atau perhitungan ini (diantara
ayat-ayat yang mengisyaratkan hal ini adalah: Al Baqarah: 235 dan 281,
Ali Imran: 30, Al Kahfi: 49, Al Anbiya: 47). Penegasan-penegasan ini
menunjukkan bahwa perasaan 'sudah dihisab dan diintrospeksi' benar-benar
bisa mempengaruhi sikap dan perbuatan manusia.
Falsafah
dan tujuan 'introspeksi diri dan jiwa' tersebut dan menyampaikan kepada
pemirsanya bahwa harus bersiap siaga menghadapi hari perhitungan yang
lebih besar. Dengan alasan itu maka harus mengintropeksi diri dan jiwa sejak dini. Dengan begitu akan tumbuh Kekhawatiran
dan rasa takut ini akan berperan lebih baik dalam menghidayahi setiap
orang menuju sebuah perbaikan dan pendidikan moral dan akhlak.
2. Efek dari pengawasan langsung
Dari sekian banyak prinsip prinsip intropeksi diri dibangun diatasnya adalah dicatat dan direkamnya seluruh amal perbuatan dan adanya pengawasan langsung dari Allah Swt dan para malaikat- Muhammad Ridha Mahdawi Kani, Nuqteh-hay-e Agaz dar Akhlaq-e Amali, hal. 357.
- Mengisyarahkan realitas ini dimana seluruh perbuatan manusia itu selalu berada dibawah sebuah pengawasan:"Tak ada seorang pun yang tidak dikawal oleh seorang penjaga"(Al Thariq: 4). "Tak ada sebuah kata pun yang dia ucapkan, kecuali disampingnya ada seorang pengawas yang senantiasa hadir"(Qaf:18).
- Sumber-sumber agama menginformasikan kepada manusia bahwa ia selalu berada dalam sebuah pengawasan, seluruh tingkah lakunya, baik yang terang-terangan atau pun yang tersembunyi, senantiasa menjadi bahan kajian secara jeli dan teliti dan akan direkam serta dicatat
- Kalau orang-orang merasa bahwa seluruh tingkah lakunya itu berada dalam pengawasan dan ada orang-orang yang menyaksikan mereka, sikap dan perilaku mereka akan terpengaruhi dan menyebabkan terjadinya perubahan pada sikap dan tingkah mereka.
Oleh
karena itu, 'introspeksi diri', dengan 'perasaan selalu diawasi dan
disaksikan' memberikan pengaruh pada sikap dan tingkah seseorang dan
akan mempermudah dalam mendidik pendidikan akhlak dan moral serta
spiritual.
3. Meningkatkan kesadaran dalam diri
Mengarahkan dalam diri kita kemampuan mengenal diri dan karakter pribadi, kemampuan dan kelemahan, keinginan, dan rasa takut. Dengan kesadaran diri mempunyai dua keuntungan:
Pertama: Mengetahui pemikiran-pemikiran sendiri yang dalam istilah psikologi disebut "di luar pengetahuan"
Kedua: Mengetahui akan berbagai perasaan, kecenderungan diri yang dalam istilahnya disebut "di luar penciptaan"
Dalam Al Qur'an dengan sangat transparan menyatakan bahwa melupakan Allah Swt
bisa menyebabkan lupa pada diri sendiri. Alasannya pun sangat jelas,
karena dari satu sisi lupa dan lalai kepada Allah Swt dapat menyebabkan
manusia tenggelam dalam kelezatan dan kenikmatan syahwat dan ia pun
menjadi lupa akan tujuan dari penciptaan dirinya dan pada akhirnya, ia
pun menjadi lupa dan lalai dengan perbekalan yang cukup untuk hari
kemudian"(Nashir Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jilid 23, hal. 540).
Jadi
'introspeksi diri' dimana merupakan sebuah bentuk dan jalan keluar dari
kelalaian, berperan sebagai penambah kesadaran diri. Sejatinya, dalil
adanya penegasan atas 'introspeksi diri' yang ada dalam banyak ayat dan
riwayat adalah supaya masyarakat tersadar dan bangkit dari kelalaiannya
dan menanam serta mempersiapkan bekal untuk kehidupan di kemudian hari
(Mahdi Kani, ibid, hal 382).
Garis besarnya kita
konklusikan bahwa 'introspeksi diri' menyebabkan bertambah dan
meningkatnya kesadaran diri.
Sementara 'kesadaran diri' memiliki dampak
positif pada perbaikan aktifitas dan amal seseorang,
karena seseorang
tahu tentang dirinya, dan kalau ia merasa ada kekurangan pada dirinya,
maka akan berusaha menghilangkan dan memenuhi kekurangan tersebut.
Demikian pula ia akan mengetahui berbagai potensi dan kemampuannya serta
kelemahan dirinya dan dengan menggunakan potensi dan kemampuan
tersebut, ia akan memperbaharui kondisi dirinya.