Biografi pembunuh sayyidina Ali karromahullahu wajhah

Biografi pembunuh sayyidina Ali karromahullahu wajhah
Hai sahabat santri cyber. Dalam tulisan kali ini sedikit berisikan tentang kisah dan siksa yang diberikan Allah Swt kepada seseorang yang membunuh keponakan dan mantu dari kanjeng nabi Muhammmad saw, yaitu sayyida ali karromahullahu waj’hah. Versi cerita ini santri cyber tulis dari hasil mengaji, yang bersumber dari guru dan kitab kuning. Memang sudah banyak kisah-kisah yang dapat kalian ambil hikmahnya untuk memperbaiki diri pribadi, tapi kisah ini juga tak kalah menarik, indah, berbobot dan penuh makna.

Baiklah teman-teman silakan anda semua membacanya dengan santai dan teliti. Jika ada kesalahan, kami mohon saran dan arahannya. Semoga kalian semua diiringi rahmat oleh sang pencipta semesta selamanya. Aamiin.

Dalam salah satu karya ulama besar diterangkan dalam kitab syarkhis-suduur fis-syarkiha lil mauta Wal qubuur. Nama beliau as-syaikh imam jalaluddin abdur-rohman as-suyuthi, yang mana diantara karangannya adalah kitab tafsirul-jalalain.

Kiyai tamam bin Muhammad ar-rozi dan ibnu asaaqir mengeluarkan dalam kitab ar-ru’ban. Diceritakan dari abi ali, diceritakan oleh isma al-ubbadani dawoh:

Aku berkeliling disebagian suatu padang sabana. Tiba-tiba aku melihat ada sebuah desa, maka aku mendatangi desa itu. Ternyata disebuah desa itu ada sebuah gubuk/musholla yang dihuni oleh seorang rohib{orang yang ahli dan tekun beribadah kepada Allah.}

Maka aku bertanya kepada rohib:selama anda beribadah kepada Allah, pemandangan apa yang pernah anda lihat ada didalam musholla ini yang paling indah atau aneh menurut anda. Bagaimana ceritanya?

Rohib:iya, aku pernah mengalaminya. Aku melihat kejadian yang sangat aneh waktu berada ditempat ini.

Syaikh isma al-ubbadani:kejadian seperti apa itu?

Rohib:Disuatu hari saat aku berdiam diri tiba-tiba aku melihat seekor burung putih, seperti burung kasuari, lehernya panjang, sebesar kambing ukurannya. Burung itu bertengger diatas sebuah batu besar. Terus burung itu memuntahkan dari paruhnya sebuah kepala, kaki, kemudian paha. Aku merasa sangat heran, kok ada burung bertengger disebuah batu, yang memuntahkan beberapa anggota tubuh manusia dari dalam paruhnya. Tiba-tiba burung tadi tatkala sudah mengeluarkan sebagian anggota tubuh manusia, maka bergabunglah/menjadi sambung beberapa potongan anggota tubuh tadi hingga menjadi sempurna/utuh menjadi tubuh seorang manusia yang sedang duduk. Sesudah utuh menjadi manusia, maka burung tadi kembali mencucu’i kembali mulai dari kepala, maka kepalanya putus, kemudian bagian dada, putuslah dadanya, terus bagian perut, putuslah perutnya hingga semua anggota tubuh yang sudah utuh tadi, kembali menjadi beberapa potongan lagi. Sesudah dicucu’I hingga habis, maka dimuntahkan kembali anggota tubuh tadi. Tak lama kemudian potongan anggota tubuh tadi kembali utuh berbentuk manusia yang sempurna. Dan pemandangan ini tidak pernah selesai. Burung putih yang besar itu, melakukan hal yang sama berulang-ulang kali mulai dari pagi sampai sore hingga malam.

Kejadian seperti itu terjadi selama beberapa hari. Makin lama, aku semakin heran, atas perlakuan buruk seperti itu. Apa maksudnya ini?

Karena sangat agungnya perbuatan yang dilakukan burung putih besar itu, maka semakin bertambah keyakinanku kepada Allah Swt. Bertambah yaqin hatiku atas keagungan Allah Swt. Mulai dari kejadian ada burung mengeluarkan anggota tubuh manusia, setelah itu lengket menjadi utuh{seutuhnya manusia}, setelah utuh, dimakan lagi sampai terpotong-potong, trus menjadi utuh lagi, dimakan lagi sampai terpotong-potong dan seterusnya. Dari situ saya mempunyai kesimpulan bahwa besok hari setelah mati/diambil nyawanya oleh Allah swt, sampai dikubur dia langsung akan dihidupkan oleh Allah Swt kembali.

Syaikh isma al-ubbadani dawoh: kate gak kuoso yok opo, Gusti Allah menghidupkan orang yang sudah mati, manusia yang sudah lebur-pun, jika Allah sudah menghendaki itu bisa sambung dan utuh kembali secara sempurna.

Apalagi manusia yang hanya mati, trus dikubur yo tambah mudah sekali itu bagi Gusti Allah Swt.

Akhirnya saya tak tahan, karena setiap hari kejadian seperti itu selalu terjadi didepan mataku. Syaikh isma al-ubbadani memberanikan diri untuk mendekati burung putih besar tersebut.

Syaikh isma al-ubbadani:hai burung besar. Demi dzat yang menjadikan kamu, yang bisa menjadikanmu terbang. Aku bertanya kepadamu, jawablah apa maksud dari kamu mengeluarkan tulang belulang manusia, mulai kepala hingga kaki, sesudah kamu mengeluarkan semua potongan anggota tubuh manusia, terus potongan-potongan itu sambung menyambung hingga menjadi utuh bentuk manusia, ketika sudah utuh menjadi tubuh manusia, kamu makan hingga menjadi potong-potongan lagi.

Dengan kuasa Allah burung itu menjawab:burung itu akhirnya menceritakan cerita yang sebenarnya. Dengan mengunakan bahasa arab yang fasih.

Burung putih besar:kenapa kamu bertanya?

Segala kekuasaan yang ada didunia yang menguasai hanya satu{Allah} dan Allah-lah yang bisa kekal. Lain daripada Allah tidak ada yang bisa kekal. Allah-lah yang menghabiskan semuanya. Yang asalnya hidup bisa menjadi mati, yang asalnya mati bisa menjadi hidup, yang asalnya pendek bisa menjadi tinggi.

Burung putih besar:ana malakun. Saya ini bukan burung sebenernya, tapi salah satu malaikat dari malaikat-malaikatnya Allah Swt. Aku dipasrahi/diperintah oleh Allah Swt untuk menyiksa jasad yang ada didalam perutku. Karena orang ini habis melakukan dosa.

Syaikh isma al-ubbadani:hai orang laki-laki, yang melakukan keburukan kepada dirinya sendiri, bagaimana ceritamu kok bisa seperti itu?

siapa kamu? Kok begitu besar siksaanmu.

Orang laki-laki:saya abdur-rohman ibnu muljim. Orang yang membunuh sayyida Ali karromahu wajhah. Sejak aku membunuh sayyidina ali bin abi tholib, keponakan dan mantu dari kanjeng nabi, sampai saat ini ruh-ku wonten ing ngersane gusti Allah Ta’ala{diterima oleh Allah Swt} tapi aku diberi catatan buku amal, mulai dari awal hidup sampai aku membunuh sayyidina ali. Catatannya sudah aku pegang. Tapi kelakuanku yang paling besar adalah membunuh sayyidina ali. Maka Gusti Allah memerintahkan burung itu untuk menyiksaku sampai hari kiamat.

Caranya menyiksa malaikat menyiksaku ya seperti itu{yang sudah dilihat oleh isma-al ubbadani}

Sesudah berbicara kepadaku syaik isma al-ubbadani, tiba-tiba burung besar putih itu mematuk orang laki-laki itu kembali{sedikit-demi sedikit memakan anggota tubuh abdur-rohman ibnu muljim} Dari riwayat memang yang menceritakan kisah ini adalah syaihk abi ali, syaikh tamam.

Tapi ada yang menceritakan kisah ini lagi yaitu imam abi rojab. Jadi hikayahnya melebihi dari satu.

Insyaallah untuk sekedar membesarkan hati/memberi penyemangat dalam hati untuk menjauhi larangan-larangan Allah Swt sehingga bisa menjadi orang yang benar-benar takut kepada Allah Swt.

Semoga kita dan yang membaca selalu mendapatkan naungan dan rahmat dari Gusti Allah swt baik didunia hingga diakherat. Aamiin ya robbal alamin.


Google +