Menahan lapar selama tiga hari diberi Allah dua permata

Sahabat santri cyber yang saya hormati. Bertemu lagi dalam rangka kisah-kisah hikaya untuk menumbuhkan satu semangat ibadah yang baru kepada Allah Swt.

Diceritakan ada seorang laki-laki yang faqir berada dalam rumahnya beserta istri dan anak-anaknya. Karena sangat faqir miskinya selama tiga hari tiga malam perutnya sama sekali belum terisi sesuatu apapaun.

Istrinya:wahai suamiku. Lihatlah kita semua sudah tiga hari ini belum kemasukan sesuatu apapun. Lihatlah wajah anak-anak hingga pucat seperti tak ada darahnya. Apakah kamu tega melihat hal seperti itu suamiku. Usus-ususnya terasa sudah lengket semua. Bagian dalam perutnya seakan-akan hancur rasanya. Dan anak-anak itu tidak sama dengan kita. Apakah kamu tidak kasihan melihat anak-anak?

Suami:mendengar ucapan istri, seakan-akan pecah rasanya kepalanya. Kemudian menjawab{dengan terurai air matanya} demi Allah istriku. Aku sudah mencari pekerjaan kesana-kemari dengan meminta upah yang seadanya, tapi tidak ada yang memberikan pekerjaan kepadaku.

Aku juga memikirkan mereka, bukan kamu saja istriku. Hatiku rasanya seperti terbakar, perutku rasanya hancur, bukan karena aku yang kelaparan, tapi aku memikirkan anak-anak kita yang selama tiga hari ini belum makan apapun. Tapi harus bagaimana lagi memang tidak ada makanan apapun. Mencari pekerjaan dengan upah seadanya juga tak ada yang memberikan.

Istri:begini saja suamiku, aku mempunyai kerudung, masih bagus bentuknya, itu saja mas jual, hasilnya nanti belikan beras untuk makan kita semua.

Suami:aku berangkat kepasar sekarang istriku. Untuk menjual kerudung dengan harga dua dirham.

Setelah laku terjual maka suami mempunyai niat untuk membelikan beras dan makanan dengan uang dua dirham tadi. Saat ditengah jalan menuju toko bahan makanan ia mendengar suara orang laki-laki yang berbunyi”aduuh..tolong pak, aku minta kepadamu pak, karena Allah, sungguh aku kelaparan pak. Demi Allah dan rasul-Nya aku ini kelaparan. Tolong saya pak..

“hai orang yang ingin menghutangkan bendanya kepada Allah Swt.Tolong anda berikan kepada saya yang belum makan”

Bayangkan wahai sahabat santri cyber dengan kejadian hal yang seperti itu.

Bagaimana kalau kejadian seperti itu menimpa pada kehidupan kita.

Karena pengemis tadi mengatakan karena cinta Allah dan cinta kepada rasulnya. Maka suami tadi langsung memberikan uang dua dirham dari hasil menjual kerudung istrinya tadi dengan niat karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya.

Suami akhirnya tidak pulang kerumah karena malu tidak membawa apa-apa meski kerudungnya sudah laku terjual. Ia memutuskan menuju masjid untuk menunaikan sholat sunnah dua rakaat. Kemudia ia merenung hingga waktu menunjukkan pukul 10 malam.

Karena sudah larut malam ia menuju pulang kerumahnya yang sudah dinanti-nanti oleh istri dan anak-anaknya.

Istri:bagaimana mas, mana makanannya?

Suami:begini istriku. Kerudungnya sudah laku terjual senilai dua dirham, terus ditenggah jalan ada pengemis yang mengaku dia dan keluarganya sama dengan kita belum makan apa-apa. Maka aku berikan uang dirham kepada pengemis.

Istri:ya sudah mas, ndak apa-apa. Mau diapakan lagi sudah terlanjur diberikan. Jika perbuatan itu mas yaqini dengan memberikan uang itu sama dengan memberikannya dijalan Allah. Memang itu bukan milik kita. Tapi miliknya Allah Swt, meski dengan menjual kerudung. Istrinya tidak marah walu dengan keadaan keluarga yang seperti itu. Tidak ada benda yang tersisa didalam rumah. Hanya ada handuk/serbet yang sudah usang. Maka istri menyuruh suaminya untuk menjualnya juga.

Kesesokan hari sang suami berangkat kepasar lagi untuk menjual handuk. Dibawa keliling-keliling pasar tapi tidak laku juga. Si suami akhirnya memutuskan untuk pulang dengan tangan yang masih tetap membawa handuk tadi. Ditengah perjalanan si suami bertemu dengan orang yang sedang mencari ikan dengan hasil tangkapan yang sangat besar.

Pencari ikan:pak. Ikan ini lho bapak bawa pulang untuk istri ada dirumah.

Si suami:lho. Anda sungguhan ta pak.

Pencari ikan:iya. Silakan anda bawa pulang ikan ini, tapi barang yang anda bawa itu akan aku ambil.

Maka si suami mengambil ikan itu dan membawanya pulang. Sesampainya dirumah istrinya membersihkan ikan untuk dimasak. Ternyata saat ikan dibersihkan didalamnya terdapat seperti batu kecil, warnanya putih.

Akhirnya batu itu dibawa oleh suami kepada para pedagang perhiasan.

Suami:batu apakah ini pak

Pedegang perhiasan:ini bukan batu pak. Ini jauhar atau permata yang indah. Yang harganya sangat mahal. Aku pun tidak bisa membayarnya, bahkan pedagang yang sangat kaya sekalipun tak akan mampu membayar harga jauhar ini. Akhirnya ada seorang pedagang yang mau membeli jauhar tersebut dengan harga sebesar 14.000 ribu dirham meski dengan semua harta yang dimilikinya habis.

Si suami langsung pulang dan memberikan hasil dari menjual jauhar tadi kepada istrinya. Istrinya jelas sekali sangat bahagia. Baru saja si suami menutup pintu rumah, tiba-tiba ada yang mengucapkan salam dari depan pintu.

Orang yang bertamu:assalamualaikum

Suami:waalaikumsalam

Orang yang bertamu:kerunggu-kerunggu habis dapat uang dengan jumlah yang sangat besar.

Suami:iya memang benar

Orang yang bertamu:bolehkah aku minta bagian

Suami:boleh saja. Anda minta berapa? Buat siap saja?

Orang yang bertamu:buat aku sendiri, aku meminta separuh dari harta yang kamu dapatkan.

Suami:baiklah kalau begitu. Bawalah sebagian hasil dari harta yang aku dapatkan.

Orang yang bertamu:baiklah aku pamit undur diri untuk mengambil gerobak yang digunakan untuk mengangkut sebagian harta yang diminta tadi.

Setelah beberapa menit bahkan jam kemudian orang yang bertamu tadi ditunggu-tunggu tak lekas kembali juga. Hingga larut malam ia menunggu orang yang bertamu tadi sampai ia ketiduran.

Lha didalam mimpinya ia bertemu dengan orang yang bertamu tadi.

Suami:katanya tadi mau meminta sebagian hartaku, mana kok anda tak datang-datang untuk mengambilnya?

Orang yang bertamu:aku sejujurnya datang kerumahmu bukan orang sebagai orang yang meminta. Aku ini malaikat yang diutus oleh gusti Allah untuk mendatangi anda. Gusti Allah ingin mengetest sampai dimanakah kesabaran anda menerima pandumane/pemberiannya gusti Allah. Kira-kira anda memberikan berapa setelah mendapatkan harta yang sangat banyak itu. Hanya itu saja keperluanku mendatangimu.

Aku beritahukan kepadamu:hari ini Allah memberikan kebahagiaan kepadamu, karena atas apa yang kau lakukan. Yaitu ketika kamu memberikan uang dua dirham atas hasil menjual kerudung istrimu. Maka Allah mengantinya dengan beribu-ribu dirham.

Karena kamu memberikan dua dirham, maka Allah mengantinya dengan beribu-ribu dirham. Itu masih didunia. Besok diakherat masih sangat banyak pemberian Allah untuk kamu. Pembalasan Allah yang diberikan kepadamu diakherat tidak bisa dihitung, karena sangat indahnya bentuk pembalasan Allah diakherat berupa barang yang tidak pernah terlihat mata, tidak pernah terdengar telinga dan tidak pernah terbesit dalam hati manusia.

Suami:kok bisa pembalasan Allah begitu besar, karena apa aku memperolehnya?

Malaikat{yang menjelma menjadi tamu}:karena dari perbuatan kamu yang ikhlas bekerja kepada Allah, lewat shodaqoh dua dirham yang kau berikan tadi karena Allah, bukan karena yang lain.

Pesan:Semoga kisah diatas dapat memberikan kemanfaatan kedalam hati kita dengan iringan rahmat Allah Swt. Aamiin ya robbal alamin.

Google +