Sunnah Taqririyah, Bukan BID'AH, opomaneh SYIRIK.

MEMBACA Maulid Barzanji, Burdah, dan Dibaa' SUNNAH, bukan BID'AH!
Ehem..ehe...eheeemm...Hai sahabt santri cyber seluruh jagad. Gimana khabar kalian semua, baik dhoher dan bathen. Semoga keduanya baik jasmani dan rohani diberikan kesehatan, ketenangan dan kebahagiaan atas rahmat Allah Swt sang maha penyayang. Baiklah sahabat santri, kali ini kita akan mengoreskan kajian tentang Taqriir. Yang mana dalam hal ini masih banyak orang yang tidak begitu terdengar ramai ditelinga kita semua. Dalam uraian prof. Kh. Said aqil definisi taqrir telah beliau jelaskan dengan gamblang, jelas, transparan dan melegakan. 

Pertama pembagian sunnah kanjeng Nabi suadah pasti banyak yang hafal, sunnah nabi ada yang fi’liyah, sunnah qouliyah, dan sunnah taqririyah. Nah sunnah taqririyah dijelaskan oleh beliau kh. Said aqil seperti ini bunyinya:

Sunnah taqririyah:yang mengatakan bukan kanjeng nabi, yang mengerjakan bukan rasulullah, yang berkata sahabat, yang menjalankan orang lain. Kanjeng nabi Muhammad Saw MEMBENARKAN. Misalnya yo wes bener, bener iku, ini jadi hukume SUNNAH. Sumbernya antara lain adalah ibadah-ibadah yang pernah dilakukan para sahabat-sahabat nabi Muhammad saw antara lain:

Sahabat bilal setelah wudhu sholat melakukan sholat 2 rokaat. Adapun kanjeng Nabi tidak pernah melakukannya, malah kanjeng nabi bertanya kepada sahabat bilal. Sholat apa kamu bilal?

Bilal menjawab sholat ba’diyah wudhu kanjeng nabi. Adapun expresi wajah kanjeng nabi setelah mendengar jawaban bilal, beliau tidak marah, merenggut, tapi kanjeng nabi menjawab ya benar, benar itu. Begitu juga dengan hal memuji-muji kanjeng nabi muhammad Saw. Kanjeng nabi tidak pernah memerintah pujilah saya, tapi ada sahabat yang memuji-muji beliau. Adapun kanjeng nabi Muhammad Saw ridho dan nerimo kalau dipuji. Dikisahkan ada sahabat yang bernama ka’ab bin zuheir bin abi salmah. Sahabat ka’ab memuji-muji didepan kanjeng nabi Muhammad saw. Setelah mendengar pujian itu, beliau kanjeng nabi Muhammad Saw memberikan kenang-kenangan selimut yang sedang dipakai kepada ka’ab. Nah selimut bercorak itu kalau bahasa arabnya dikenal dengan nama “Burdah”, kalau selimutnya polos pasti bukan burdah namanya, tapi “bathooniyah”. Berarti memuji-muji Nabi Muhammad itu sunnah atau bid’ah?

Jawabannya adalah SUNNAH, bukan bid’ah!!!

Hanya orang GOBLOK dan TOLOL yang mengatakan itu bid’ah. NGAJIHO Maneh{K.H. Said agil}.

Adapun selimut yang dipakai oleh kanjeng Nabi Muhammad Saw yang diberikan kepada sahabat ka’ab sebagai kenang-kenangan setelah memuji-muji kanjeng nabi hingga sekarang masih ada, termasuk mangkok, sandal 2 pasang. Pedang, rambut jenggot, isinya berada di daerah turki, didalam musium masjid “Ayya Sofiah”.

Oleh karena itu perlu diketahui dan ditegaskan bahwa memuji-muji kanjeng Nabi Muhammad Saw diridhoi oleh beliau, maka termasuk dalam kategori sunnah Taqririyah, Bukan BID’AH. Setiapa ada qosidah syiir yang isinya memuji-muji beliau kanjeng Nabi Muhammad disebut”Qosidah burdah”, yang terkenal adalah karangan Syaikh muhammad syarofuddin sa’id al-busyirii. 

Ada ijasah wirid dari beliau said aqil:barang siapa menulis lafad didaun sirih”naam saro thoifu man ahwa fa arroqoni, walhubbu ya’taridul-ladhaati bil alami”, kemudian digelintir, terus ditaruh dibawah bantal ketika suami tidur. Maka bagi si istri jika ingin menanyainya suaminya punya isri baru atau tidak, pasti suami akan menjawab dengan jujur meski dalam keadaan tidur. Semua lafad bait sholawat burdah mempunyai khasiat sendiri-sendiri. 

Alhamdulilahirobbil alamiin. Hai sahabat santri cyber dibawah ini silsilah mbah Nabi Muhammad Saw sampai kepada Nabi Adam As:

Muhammad Shollalhu Alaihi Wasallam

Bin abdul muttholib

Bin hasim

Bin abdil manaf

Bin qusay

Bin kilab

Bin murroh

Bin lu’ai

Bin Ka’ab

Bin lu’ai

Bin gholib

Bin fiher

Bin malik

Bin nadhor

Bin kinanah

Bin khuzaimah

Bin mudrika

Bin ilyas

Bin mudhor

Bin nizar

Bin ma’ed

Bin ad’nan

Bin ad

Bin khudad

Bin hamaisya’

Bin salaman

Bin banaat

Bin hamel

Bin qidroh

Bin ismail

Bin ibrahim

Bin azaar

Bin taroo

Bin nakhuur

Bin syarukh

Bin arghu

Bin falin

Bin aabir

Bin al-fakhsaad

Bin syam

Bin nuh

Bin lamak

Bin madshalikh

Bin idris

Bin akhnukh

Bin idyarid

Bin migyalil

Bin khinan

Bin anis

Bin syiid

Bin adam Alaihis salaam.

#Gusti Allah Swt ngerekso/menjaga nenek moyangnya kanjeng Nabi Muhammad saw dari zina. Mulai dari Nabi Adam hingga abdullah tidak ada yang berbuat zina. Karena membawa amanah Nur Nabi Muhammad Saw. Sedangkan kita tidak bisa menyebutkan/bahkan tidak tahu nama-nama nenek moyang kita, meski hanya 10 orang saja. Jadi garis besarnya memuji-muji kanjeng nabi, dengan membaca dibaa’, barzanji, burdah, syaroful anam, sithrut thuror, sholawat badar itu SUNNAH bukan BID’AH. 

KH. Said Aqil sumber refresinya berasal dari kitab Al-Madhaikhun-Nabawiyah berjumlah 4 jilid, dikarang oleh Sayyidina, shofiyah bin abdul muttholib, ka’ab bin zuher, abu sa’id al-khudry, hasan bin tsabit. Dikumpulkan oleh syaikh An-Nabhani.

Demikianlah asal usul hukum mumuji-muji kanjeng Nabi Muhammad Saw, atau dikenal dengan , bezanji, diba’a dan lain-lain yang masuk pada kategori sunnah taqririyah. Semoga dapat memberikan kelimuan pada kita semua sehingga bisa menjadikan lebih luas wawasan dan tidak mudah menghukumi segala sesuatu dengan mudah. Sampai jumpa lagi dalam tulisan kajian ilmu yang lainnya. Semoga rahmat Allah Swt yang selalu kita harapkan menyertai kehidupan kita selamanya. Aamiin Ya Allah.....



Google +