Tawassul sunnah, bukan bid'ah tolol{K.H. Said aqil siroj}

rti tawasuul dan hukumnya dalam agama, bukan bid'ah
Arti Tawassul dan hukumnya bukan bid'ah dalam agama
Kh. Said aqil siroj mengatakan dalam pengajian. Jare Tawassul bid’ah, nek diladeni iku eman-eman, maksude eman ngeladeni wong goblok seng ngomong tawassul bid’ah. Nek gak diladeni kebanyakan orang tidak bisa menjawab. Maka karena itu ini hal yang sangat penting untuk kalian ketahui wahai sahabat santri cyber. Kh. Said aqil menceritakan:ada oarang sekecamatan kalau dulu satu suku menghina kanjeng nabi semuanya, dengan hinaan muhammad orang gila, orang sinting, tidak waras, orang gak ngenah{nek genah, gak kerungu lha’an}, orang sihir, tukang dukun. Akhirnya kanjeng nabi Muhammad melaknati”Allahummaj al siniihim, kasini yuusuf”, yang artinya Ya ALLAH berilah kepada mereka paceklik, seperti yang engkau berikan tahun-tahun paceklik kepada nabi yusuf. Kaum nabi yusuf atau dikenal dengan suku mudhor selama 7 tahun tidak ada bahan makanan, air, yang ada hanya rumput. Maka datang berombongan ke madinah dari setiap kepala suku. Yang dipimpin oleh Labith bin robi’ah.

Labith:assalamualaikum muhammad
Kanjeng Nabi:waailaikumussalam. Siapa kamu?
Labith:saya dan rombongan berasal dari mudhor
Kanjeng Nabi:kaget, padahal kemarin-marin kan mereka yang menghina-hina saya, kok tiba-tiba sekarang datang kemari. Ada apa?
Labith:
“atainaaka ya khoirol bariyyati kulliha. Litarkhama mimma laqiina minal azlih. Atainaaka nasyku khittotan jalla amruuha. Bisab’i siniina waa qifiina ala makhlih. Atainaaka walkhadro khudud mishalatuha waqod zha halat ummus-shobyi anithfli. Waalqo bikhaffaaihis-syuja’us-tikaa naatan minal juu’i sum’tan ma yumirru wama yu’lih. Walaa syai’an mimma ya’kulun-naasu indhana, siwal khandholil ammyyi wal illihil azlil-fasli. Fa anta liddhunyaana, wa anta lidhiinina, do’a amma lulidhunya walil akhoril fasli. Lana mingka fi yaumil hisabi syafa’aatun. Tuzakhzihu anna was-syafa’atu fi ahli.
Bahasa indonesianya begini gays:
Kami datang kemari”litarkhama”agar engkau{muhammad}memberi rohmat kepada kami. Iki wong minta rahmat kepada siapa?
Seumpama perbuatan itu salah, kanjeng nabi Muhammad pasti melarang dengan berkata jangan meminta rahmat kepadaku, sesat itu, neraka itu{Jika hal itu salah}. Tapi hal itu mboten dilarang, alias boleh-boleh.
Kami datang kepadamu untuk mengadu 7 tahun ngak ada gandum, gadis-gadis pecah bibirnya karena tidak minum, ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya ditinggal, karena air susunya tidak keluar. Yang gagah perkasa sekarang lemah lunglai karena kelaparan. Tidak ada yang bisa kami makan kecuali rumput khandhol{pahit rasanya}. Engkau wahai Muhammad harapan kami untuk dunia dan akherat. Kami harapakan pertolongan syafa’atmu wahai Muhammad. Jika salah meminta rahmat kepada kanjeng nabi, pasti kanjeng nabi melarang. Tapi kanjeng nabi Muhammad Saw malah mendo’akan yang berbunyi:

Allahumma maskiihim ghoisan mughisaa, wa anzil alaihim-minas samaa’i maan midroro. Waj’al suqya rohmatin, wala taj’al suqyan adhaabin, wala hadmin, wala balaa’in, walaa ghoroo”

Yang artinya Ya Allah turunkan hujan untuk suku mudhor. Hujan yang membawa barokah dan rizqi, jangan hujan yang membawa bencana dan banjir. Sesudah nabi berdoa’ seperti itu, rombongan mudhor belum pulang, disana desa kaum mudhor sudah turun hujan. Keterangan ini bersumber dari:

Kitab”Al-Kaamil fit-Tharikh”karangan ibnul atsir yang berjumlah 11 jilid.

At-Tharikh ibnu kholdun yang berjumlah 14 jilid.

Tharikhul umam wal muluuk lil abi ja’far ibnul jari at-thobary sebanyak 10 jilid.

Tharikhul haadhoro was-syaqofah oleh prof. Ahmad syarabi dari mesir yang berjumlah 9 jilid.

Maka jika sesudah membaca itu pasti kita semua akan mengetahuniya. Kita adalah termasuk ahlis-sunnah yang menjaga sunnah fi’liyah, sunnah qouliyah dan sunnah taqririyah.

Sesudah para sahabat wafat. Siapa yang menjadi standard ukuran kebenaran itu?

Dalam al-qur’an firman Allah Swt yang berbunyi:Waliya’lamal lhadhiina uutul ilma annahul haq mirrobbika fayu’minuu bihi. Fatukhbita lahuu quluubuhum. Wainnallaha lhaadhil-lhadhiina aamanuu ila shirothil mustaqiim. Jawaban dari pertanyaan diatas adalah kebenaran berada di orang-orang yang berilmu.

Contoh:mau nanam padi harus tanya kepada insiyur pertanian, mobilnya mogok atau rusak, harus bertanya kepada insiyur mekanik, sakit harus berobat kepada dokter, jika ingin mengetahui ilmu agama maka belajarlah kepada kiyai, ulamaa’. Al-Qur’an mengatakan harus profesional”walaa takfu ma laisa lka bihil ilmu, innas-sam’a wal bashooro wal fuaadha ulaaika kaana abhu mas’ulaa”.

Wala takfu maa laisa laka bihil ilmu, artinya OJOK MELOK_MELOK ikut CAMPUR nek AWAKMU GAK NGERTI. Yang punya ilmu agama itu para ulamaa’ yang sejak dari dulu. Ulamaa’-ulamaa’ yang terkemuka antara lain:

Yang pertama kali membuat ilmu ushul fiqh adalah Imam syafi’i, nama lengkapnya abu abdillah muhammad bin idris bin abbas bin ustman bin syafi’ bin syaiyab bin hubai bin abi yazid bin abdil muttholib. Lahir pada tahun 150-wafat pada tahun 204 hijriyah. Umurnya hanya 24 tahun.

Jika ada orang yang mengatakan Ndak usah syafi’i-syafi’ian, langsung qur’an hadis aja. Hadis yang anda pakai hadis apa?
Ooooo...top Hadisnya, yang paling shoheh. Hadisnya imam bukhori. Saya ndak bisa bermadhab, saya langsung qur’an hadist. Tau NGGAK imam bukhori itu muridnya imam syafi’i GOBLOOOK.
Oooo...hadisnya imam thurmudzi. Imam thurmudzi itu muridnya imam ishaq bin rohaweh. Ishaq bin rohaweh itu muridnya imam syafi’i TOLOOOL.
Waah hadisnya adbu dawud. Abu dawud muridnya imam ali bin hasan. Ali bin hasan adalah muridnya imam syafi’i.

Imam syafi’i mempunyai guru imam malik. Gurunya imam malik bernama imam nafi’ bin salim. Gurunya imam nafi’ bin salim adalah ibnu umar. Guru dari ibnu umar adalah Kanjeng nabi Muhammad Saw. Imam syafi’i tabi’in tabi’in, grunya tabi’in, lha tabi’in gurunya sahabat, sahabat gurune rasulullah,Ngoten lhoo!!!

Ulama’-ulama’ yang berpengaruh penting lainnya adalah:
Zaid bin tsabit, ubay bin ka’ab, abdullah bin mas’ud, mua’awiyah bin abi sofyan, sayyidina ali yang telah menulis Al-Qur’an. Tulisan Al-qur’an yang ditulis itu tidak ada titiknya. Yang membuat titik pada huruf al-qur’an pertama kali bukan kanjeng nabi, bukan sahabat, tapi ulama’ abul aswad ad-dhu’aily pada tahun 62 hijriyah. Dikenal dengan”waadhi’un nuqtho alal khuruf”.

Imam kholil bin ahmad al-farohidy, yang wafat pada tahun 185 hijriyah telah membuat harokat fathah, dhummah, kasroh, sukun, tasdid.

Imam abu ubay qoosim bis-salam yang wafat pada tahun 224 hijriyah telah membuat ilmu tajwid.

Imam shibaweh yang telah menyempurnakan grammer ilmu nahwu.

Banyak terjadi hadis palsu pada akhir abad pertama hijriyah. Maka kholifah umar bin abdul aziz pada tahun 99 hijriyah memangil seorang ulama’ shihabuddin romahurmudhi. Yang telah membuat ilmu mustholahah hadist selama satu minggu.

Orang yang pertama membuat tafsir Al-qur’an, memang ada sahabat ibnu abbas yang membuat tafsir, tapi kecil, hanya sebagian ayat. Yang pertama kali membikin tafsir sempurna adalah imam abu ja’far ibnu jariir at-thobary.

Yang pertama kali membikin ilmu balaghoh atau sastra amr bin ubay yang wafat pada tahun 132 hijriyah.

Yang pertama kali membuat ilmu kalam washil bin atho’pendiri mu’tazilah dan dismepurnakan oleh imam ahlisunnah abu hasan al-asyari wafat pada tahun 324 hijriyah.

Demikian yang bisa kami sampaikan tentang kajian Tawassul sunnah bukan bid’ah semoga dengan iringan rahmat Alllah Swt dapat memberikan semakin luasnya pengetahuan kita akan ahlissunah wal jama’ah. Dan tidak menjadikan kakunya pengetahuan. Agar tidak mudah menuduh ini bid’ah, itu syirik, neraka itu...sesat de...el...ell....



Google +